4.8 | SIFAT BARU

2.6K 162 26
                                    

Hallo ...👋



Jangan lupa vote ya;)
Kalo bisa komen di setiap paragrafnya😍

⚠T Y P O    B E R T E B A R A N⚠

H A P P Y    R E A D I N G


Untuk kedua kalinya--kemarin sore--Tassa meminta pulang lebih cepat dari rumah sakit. Namun, Denta menolak mentah-mentah permintaan istrinya itu. Akibat penolakan Denta, Tassa mendiaminya bahkan tidak mau melihat wajahnya dari kemarin sore hingga pagi ini. Hal itu membuat Denta uring-uringan. Ia bahkan rela duduk dan tidur di kursi depan kamar rawat hanya untuk menunggu gadis itu memanggilnya.

"Bunda!"

Wajah Denta berseri ketika melihat Dinar keluar dari kamar rawat Tassa.

Dinar yang baru saja menutup pintu, mendongak menatap Denta yang sudah berdiri di depannya. Ia tersenyum tipis, "Kenapa Ta?"

Denta melongokkan kepala sebentar melihat ke arah pintu yang terdapat kaca, lalu ia kembali menatap Dinar, "Acha masih nggak mau ketemu Denta, ya Bun?" tanyanya melirih.

Helaan napas keluar dari bibir yang mulai keriput itu. Ia menarik lengan Denta, membawanya duduk di  kursi. "Ta, Bunda pikir lebih baik kamu turuti permintaan istri kamu. Kasian dia. Dia--"

"Bunda nggak salah? Bunda nggak liat keadaan Acha gimana? Dia masih sakit, Bun!" Tanpa sadar suara Denta meninggi suara membalas ucapan Dinar. "Denta nggak mau! Dia itu baru sadar, dan sebagai suami Denta harus bisa menjaga kesehatan istri Denta sendiri."

"Bunda tau, Denta! Bunda tau. Tapi ini permintaan--"

Dinar menutup rapat mulutnya ketika sadar ia hendak mengucap kalimat yang menganggu pikirannya akhir-akhir ini.

Satu alis Denta terangkat, "Permintaan apa?"

Untuk beberapa detik Dinar terdiam. Hal itu membuat Denta bertanya-tanya. "Bun! Permintaan apa?"

Bola mata Dinar berputar, menatap ke arah lain. Kalimat yang keluar dari bibir paruh baya itu berhasil membuat Denta terkejut.

"Tassa tau kalau selama ini dia sakit."

"A-apa?!" Mata Denta membulat menatap Dinar tidak percaya.

"Dia kecewa karena tau selama ini kamu bohong," lanjut Dinar. Ia beranjak berniat pergi.

Sebelum benar-benar pergi, Denta memegang pergelangan tangan Dinar. "Bunda yakin?"

Dinar menghela napas. Ia mendongak menatap plafon, "Tassa bilang sendiri sama Bunda waktu dia sadar saat itu suster minta Bunda buat masuk ...."

Flashback On

Ketika masuk ke dalam ICU, Dinar mendapati mata Tassa yang berair menatap ke arahnya. Lantas, Dinar merasa heran langsung berjalan cepat mendekati Tassa dan meraba badan menantunya. Berpikir gadis itu menangis karena sakit.

DENTARA(SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang