😭😭😭
Maafkan aku yang baru muncul😢✌ N baru update sekarang. Soalnya aku lagi punya kendala saat ngetik naskah, jadi ga bisa cepat. Maklum, aku ngetiknya pakai hp bukan laptop. Dan aku harus UP cerita Mayones dulu, baru yang ini karena itu lama gak Up.
Btw, buat yg ga tau Mayones, kalian bisa cek profil aku disana ada cerita Mayones sama Langit😂
Maaf sekali karena udah bikin kalian nunggu❤✌
⚠T Y P O B E R T E B A R A N⚠
H A P P Y R E A D I N G !
.
.
.
"Tidak akan ada yang tau akhir sebuah cerita, baik itu kamu ataupun aku."
Perkelahian sengit antar kelompok telah berakhir beberapa menit yang lalu. Persatuan antara dua geng yang mulanya berselisih berhasil menjatuhkan lawan dari sumber perselisihan. Saat ini, geng berbeda ketua itu tangan duduk bersantai sembari membersihkan luka di bawah pohon besar. Bersenda gurau guna menghilangkan ketegangan. Mereka tampak begitu akrab seperti teman yang sudah berteman lama."Sssttts! Duh, bonyok banget nih muka gue. Udah nggak ganteng-ganteng amat, ditambah lebam biru-biru gini. Astaghfirullah! Nggak kebayang ganteng gue hilangnya berapa " Lanjar meringis ngilu, membolak-balikkan wajah untuk melihat luka lebam yang membiru.
"Ganteng lo kagak ilang!" Revan--anggota LEONOR menyahut, melempari wajah Lanjar. "Lu udah dari sononya emang jelek, lagi," makinya sembari tertawa.
Mendengar itu Lanjar mendengus kesal, "Untung udah damai lo! Kalau enggak, udah gue based kepala lo!" ujar Lanjar.
"HAHHAHAH!"
Gelak tawa Tandu mengalihkan perhatian mereka.
BUG!
"Aw! Kampret! Sakit, bego!" Lanjar menekuk kaget ketika Tandu menepuk punggungnya yang nyeri cukup kuat. Ia melotot menatap Tandu yang masih tertawa, entah menertawakan apa.
"WOY, ROGAS!"
Rogas yang merasa terpanggil, lantas menoleh menatap Tandu.
"Jalan lo kenapa kayak anak gadis yang baru diambil itunya?" Tandu mengulum tawa diakhir kalimat. Ia bisa melihat wajah masam dengan pipi yang memerah itu.
Atensi menoleh ke arah Rogas. Sedikit tertawa melihat cara jalan Rogas karena pemuda itu berjalan menghampiri mereka yang duduk di bawah pohon besar. Menunggu Denta, katanya.
"Adek gue abis kepentok kepala babi," jawabnya kesal. Ia menunduk, memegang miliknya sembari meringis, "ngilu banget, njir."
"WHAHAHHAHA!"
Mendengar itu seketika gelak tawa terdengar.
"Pecah nggak, Gas?" tanya Altar.
"Dikiiiit!"
"Dikit?" tanya Revan?
Rogas mengangguk, "Ho'oh. Retak deh keknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
DENTARA(SELESAI)
De Todo"Setiap langkah, setiap detik, percayalah. Satu perlawanan dari seseorang sedikit pun akan aku pastikan hidupnya tidak tenang jika berani melukaimu." -Dentara Aksapranaja "Manusia itu hanya titipan. Mereka bisa saja kembali tanpa kamu ketahui, jadi...