Hai ...👋
Kita ketemu lagi😉
Btw, aku baru saja selesai ujian praktek kemarin😂 Hiks, memori penuh bund gegara banyak vidio😥 Dan wattpad terpaksa aku hapus kemarin😂 Tapi tenang, saya sudah kembali dengan sehat dan tentram. Jadi para readers DenTassa tidak perlu cemas.
Ayo, share, vote, dan komentar sebanyak-banyaknya! Supaya aku bisa cepat UP dan tambah semangat😂
Abis ujian, aku jadi males mikir dulu sebenernya buat nulis😋😂 Mau fokus ke ujian sekolah yang ternyata ... ada😑
Tapi! Enggak nulis part, aku enggak enak karena kemarin-kemarin nulisnya bisa empat atau tiga kali seminggu. Aku juga enggak suka bikin kalian nunggu😭❤
Aku semangatin aku sama komentar kalian! Dan vote.
Perlu semangat nih!
Yuk bisa yuk!! Komen yuk!😂
Play mulmed di atas👆🎶
Korea sih, tapi ini lagu favorit aku dari waktu film full house lagi viral-viralnya dulu, hehe😅Dan aku rasa lagi ini cocok buat part ini.
Happy Reading!
_________________________________________________"Bukan berkhianat atau apapun. Hanya saja, opsi yang aku pilih ada hal terbaik untuk Kamu maupun Aku."
-Dentara Aksapranaja-
Hening menyelimuti. Hanya suara mesin, kendaraan di luar, ban bertemu aspal, selebihnya tidak ada lagi.
Ketahuilah, sekarang dua orang di dalamnya tampak seperti orang asing. Mereka berdua sibuk dengan pikiran masing-masing.
Malam ini, jalan kota Jakarta tidak terlalu macet. Membuat lamborghini gallardo milik Denta dapat melaju dengan mudah tanpa hambatan hingga terparkir dan berhenti di depan sebuah bangunan kaca cukup mewah bertingkat tiga. Tidak lupa juga sebuah papan nama yang terpampang jelas di atas bangunan itu. Menandakan bahwa tempat itu hanya terdapat barang-barang bermerek di dalamnya.
Dari dalam mobil, Tassa bisa melihat patung-patung yang berada di balik kaca yang dihiasi dengan baju mewah berupa gaun, tuxedo, gaun pengantin, flatshouse dan lain sebagainya.
"Ayo keluar."
Suara familiar yang tiba-tiba masuk ke telinganya membuat Tassa tersentak kaget dan refleks menggerakan badan untuk turun. Namun, tubuhnya kembali tertarik karena ia belum melepas sabuk pengaman.
"Ah!"
Tassa menunduk. Ia berdecak dalam hati melihat sabuk pengaman itu menghalanginya. Ketika hendak membukanya, aksi Tassa terhenti karena sebuah tangan mendorong pelan kedua bahunya hingga punggungnya menempel pada sandaran kursi. Ketika mendongak, maniknya langsung bertemu dengan manik Denta yang menajam ke arahnya. Tubuh Tassa menegang dengan jantungnya yang mulai berdetak kencang.
Itu adalah hal buruk sekaligus hal yang Tassa sukai. Di satu sisi, ia merasa bahagia mendengar detak di setiap detiknya. Di sisi lain, di saat jantungnya berdetak, dadanya kembali nyeri dan sesak. Hal itu akibat tulang rusuknya yang masih dalam proses pemulihan.
Tassa mengigit bibir bawahnya diam-diam melihat wajah Denta begitu dekat dengan wajahnya. Bahkan, hidung keduanya Tassa perkirakan hanya berjarak satu jari.
KAMU SEDANG MEMBACA
DENTARA(SELESAI)
Aléatoire"Setiap langkah, setiap detik, percayalah. Satu perlawanan dari seseorang sedikit pun akan aku pastikan hidupnya tidak tenang jika berani melukaimu." -Dentara Aksapranaja "Manusia itu hanya titipan. Mereka bisa saja kembali tanpa kamu ketahui, jadi...