Prolog 🔞

55.5K 3.2K 547
                                    

Part ini mengandung kekerasan, darah, omongan kasar, teriakan, sadisme dan lainnya. Jika tidak suka, silakan skip!

 Jika tidak suka, silakan skip!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

"Aku di mana?" tanya seorang wanita dengan nada lirih.

Di sebuah gudang kosong dan pengap, tangan dan kaki wanita itu diikat dengan kencang. Matanya bahkan ditutup dengan kain hitam yang melingkar di kepalanya. Dia berusaha untuk berontak, tetapi percuma, ikatan tali itu sangat kencang.

Derap langkah kaki seseorang mulai terdengar menyeramkan di telinganya. Jantungnya berdegub sangat cepat dari ritme yang seharusnya. Rasa takut mulai menyebar menyeluruhi tubuhnya. Keringat dingin mulai bercucuran dari keningnya.

Suara langkah itu semakin mendekat dan terus mendekat hingga akhirnya tiba-tiba menghilang. Ah, tidak, orang itu menghentikan langkahnya tepat di depan wanita yang terikat tadi. Orang itu berjongkok di depannya, lalu tersenyum miring.

"Bagaimana perasaanmu saat ini? Kau takut?"

Mendengar suara itu, wanita yang diikat tadi sontak terkejut bukan main. Terdengar seperti suara seorang pria.

Pria itu mencengkeram rahang wanita yang diikat dengan keras. Wanita itu terus berontak untuk berusaha lepas dari cengkeramannya. Namun, lagi-lagi percuma, semakin dia berontak, semakin keras cengkeraman itu di rahangnya.

Sakit, itu yang dirasakan oleh wanita tadi. Pipinya terasa seakan sudah robek dan tertusuk sesuatu. Wanita itu hanya bisa menangis pelan seraya menahan sakitnya.

Pria itu melepaskan cengkeramannya. Darah keluar dari luka di pipi wanita itu. Pria itu kembali tersenyum miring. Dia menarik penutup mata di kepala wanita itu dengan kasar dan membuangnya ke sembarang tempat.

"Ka-kamu!" Wanita itu terkejut ketika melihat siapa pria yang menyekapnya.

"Kau terkejut?"

"Apa maksudmu membawaku ke tempat seperti ini?!" teriak sang Wanita, "sebenarnya apa maumu?!"

"Sstt!" Pria itu menempelkan jari telunjuknya di bibir seraya berdesis. Meminta agar wanita di hadapannya itu diam dan tidak berisik.

Pria itu mendekatkan wajahnya ke wajah sang Wanita seraya menyeringai. Wajah wanita itu terlihat sangat ketakutan. Tubuhnya semakin bergetar hebat. Napasnya tersendat ketika wajah keduanya sudah sangat dekat, hanya berjarak beberapa senti saja.

"Kau suka bermain, 'kan, Lina?" tanya sang Pria, "kalau begitu, ayo kita bermain. Namun, bermain dengan cara saya."

Pria itu kembali menjauhkan wajahnya, masih dengan seringaiannya. Dia mengambil sesuatu dari saku jaket dan kembali menunjukkannya ke wanita yang dipanggil Lina tadi. Benda itu adalah pisau. Pria itu selalu membawanya ke manapun dia pergi.

Indigo vs Psikopat 🔞 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang