29. Mimpi buruk

7.1K 825 34
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

Eka menghentikan laju motornya tepat di depan rumah Tasya. Hari sudah malam, pukul 20.21 tampak di layar ponsel Eka. Tasya pun turun dari motor.

"Kamu tinggal sendirian di rumah ini, Tasya?" tanya Eka seraya melihat-lihat bangunan rumah Tasya dari depan.

Tasya mengangguk seraya memasang raut bingung. "Iya, Mbak. Memangnya kenapa?"

"Suasananya sangat sepi, pasti banyak makhluk yang suka iseng ke sini, 'kan?"

"Begitulah, Mbak. Tidak apa-apa, itu sudah bukan hal yang aneh lagi. Selagi mereka tidak mengganggu, Tasya juga tidak akan mengusik mereka."

"Kamu benar, mereka makhluk yang netral. Kalau manusianya memiliki energi atau pikiran negatif, maka mereka juga akan negatif. Namun, kalau manusianya positif, maka mereka juga akan positif. Niat manusia jahat, maka mereka juga jahat. Niat manusia baik, maka mereka juga baik." Tasya mengangguk setuju dengan apa yang diucapkan Eka.

"Oh, iya, Mbak, mau masuk dulu? Pasti capek, 'kan? Biar Mbak bisa istirahat dulu," ucap Tasya memberikan tawaran.

Eka menggelengkan kepalanya pelan untuk menolak. "Tidak apa-apa, sudah malam. Aku harus segera pulang. Oh, iya, besok aku jemput, ya. Sepeda kamu masih ada di sekolah, 'kan?" Tasya mengangguk sebagai jawaban. "Kalau begitu ... aku pulang dulu, ya. Jangan lupa mandi!"

Tasya yang mendengar itu pun sontak terkekeh. Benar, dia memang belum mandi sore. Di rumah Mbah juga dia hanya numpang untuk salat asar, magrib, dan isya saja. "Iya, Mbak. Mbak juga, loh," balas Tasya dengan nada bercanda. Eka pun ikutan terkekeh.

"Yasudah, aku pulang dulu, ya. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam. Hati-hati, Mbak!"

Motor Eka mulai melaju dan perlahan menjauh dari rumah Tasya. Setelah dirasa Eka sudah mulai tidak terlihat, Tasya pun masuk ke rumahnya. Dia melepaskan sepatu dan mulai meletakkan tasnya di atas kasur dengan sembarang.

Tasya duduk di pinggir kasurnya untuk istirahat lebih dulu, meskipun hanya sebentar. Dia melihat layar ponselnya yang terdapat notifikasi beberapa panggilan tidak terjawab. "Elang, ya? Maaf," gumam Tasya pelan.

Tasya meletakkan ponselnya di atas meja belajar dan mengambil baju ganti serta handuk untuk mandi. Lima belas menit telah berlalu, Tasya keluar dari kamar mandi dengan pakaian gantinya. "Astaghfirullah!" pekik Tasya. Dia memegang dadanya dan mengembuskan napas berat. "Kalian ngapain?"

"Syukurlah kamu tidak apa-apa, Tasya."

Ya, para arwah korban Elang telah berkumpul di kamar Tasya. Terkejut? Tentu saja. Tasya duduk di pinggir kasurnya dan menatap arwah yang melingkar di depannya satu per satu. Tasya lagi-lagi mengembuskan napasnya pelan. "Boleh kalian ceritakan ada apa?"

"Tentang Elang," sahut Resti cepat. Tasya sontak menoleh dan memasang raut bingung. "Tolong cegat dia!"

"Maksud Ibu apa?"

Indigo vs Psikopat 🔞 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang