7. Tamu

17.3K 2K 437
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

"Ayah berangkat dulu, ya.”

"Kenapa Ayah tidak libur di hari minggu? Sekolah Tasya aja libur, kok. Ayah selalu pulang malam, terus besoknya berangkat pagi-pagi lagi. Emangnya Ayah tidak capek?" Tasya menampilkan wajah khawatir sekaligus cemasnya kepada sang Papa.

Ayah tersenyum simpul. "Tidak bisa, Tasya. Ayah harus terus bekerja. Memangnya ada apa?"

Tasya mengerucutkan bibirnya sedikit ke depan dan menghela napas pasrah. "Tidak ada apa-apa, Yah. Tasya hanya ingin bertanya saja. Yasudah, kalau  begitu … semangat, Ayah!”

Ayah dan Ibu terkekeh kecil. "Terima kasih semangatnya, Sayang. Yaudah, Ayah berangkat dulu, ya.” Tasya dan Ibu mengangguk seraya tersenyum.  Mereka bersalaman untuk berpamitan. “Ayah berangkat dulu, ya. Assalamualaikum.”

"Wa'alaikumussalam." Setelah Ayah pergi, mereka berdua pun kembali masuk ke dalam rumah.

Ayah Tasya bekerja di salah satu kantor, hanya sebagai staff karyawan biasa. Dia biasa berangkat menaiki taksi, sedangkan ibunya bekerja di rumah sakit sebagai OG (Office Girl). Namun, untuk hari minggu, ibunya selalu libur. Sedangkan ayahnya masih tetap saja bekerja.

"Bu, Tasya ke kamar dulu, ya. Sudah waktunya untuk belajar, hehe," ucap Tasya seraya terkekeh di akhir kalimatnya.

Ibu Tasya mengangguk seraya tersenyum. "Iya, semangat belajarnya!"

Tasya mengangguk tapa ragu, lalu segera masuk ke kamarnya. Dia mengambil buku dan pulpen untuk belajar, lalu duduk di bangku meja belajarnya.

"Kamu salah, Tasya!" seru Mina tiba-tiba. Tasya pun sontak menatap Mina dengan raut bingung. "Kamu salah rumus. Seharusnya kamu pakai rumus yang ini."

Tasya mengikuti arah jari telunjuk Mina yang menunjuk sebuah rumus di bukunya. Tasya menepuk keningnya dengan spontan. "Ya ampun! Kenapa aku bisa salah begini?" Dia pun menghapus rumus-rumus yang salah, sedangkan Mina hanya terkekeh kecil. "Sebentar, sejak kapan kamu tau rumus-rumus seperti ini?" tanya Tasya dengan bingung.

"Sejak ... entahlah, aku tidak tau. Mungkin karena aku sering ikut kamu ke sekolah, jadi tanpa sadar aku juga ikutan belajar," jawab Mina seraya memainkan pensil Tasya.

"Memangnya makhluk seperti kamu bisa belajar, ya? Aku pikir kalian hanya bisa mengganggu manusia hidup saja." Tasya terkekeh geli seraya menatap Mina lucu. "Tapi, ini bagus juga, sih. Kalau aku ujian, kamu bisa bantu jawab soal-soal ujian untukku, 'kan?"

"Hm? Tentu saja tidak! Kamu itu harus bisa mengerjakannya dengan jujur. Kalau kamu menyontek, itu sama saja seperti kamu itu temannya setan." 

Mendengar ucapan Mina barusan membuat Tasya seketika terdiam, lalu terkekeh geli. Mina juga hanya bisa terdiam dengan ucapannya sendiri.

Mina menggeleng cepat. "Eh, maksud aku bukan seperti itu. A-aku kan bukan setan!" Mendengar ucapan Mina barusan membuat Tasya semakin dibuat tertawa.

"Tasya, ada tamu, tuh," ujar Ibu tiba-tiba datang seraya membuka pintu kamar Tasya.

Indigo vs Psikopat 🔞 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang