28. Pertemuan Dua Psycopath Gila

7.6K 839 38
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

"Saya bilang itu tidak penting!" seru Elang membanting sendoknya.

Melihat reaksi Elang yang menurutnya berlebihan, Zion tersenyum miring. Dia bangun dari duduknya dan menghampiri Elang, lalu menepuk-nepuk bahu Elang dengan pelan. "Santai dong, tidak perlu teriak-teriak seperti itu. Telingaku masih normal, aku tidak tuli," ucap Zion pelan.

Elang menepis kasar tangan Zion yang menepuk-nepuk bahunya tadi. "Saya tanya sekali lagi, ada urusan apa kamu datang ke sini?"

"Bukan hal penting, sih, tapi kamu harus tau." Elang memutar bola matanya malas. "Masih banyak jalang di luar sana yang harus kamu nikmati," bisik Zion tepat di telinga Elang.

Mendengar kata 'jalang' dari mulut Zion membuat Elang membatu. Dia terdiam entah memikirkan apa. Darahnya mendidih, raut wajahnya berubah menjadi garang. Penggalan-penggalan kejadian dia yang sedang membunuh seseorang pun bermunculan di kepalanya, seperti kaset yang memutarkan filmnya.

Dia memandang tangannya dengan diam. Mengingat kembali bagaimana rasanya saat dia melakukan itu. Perasaan jahatnya yang perlahan tertutup sejak bertemu Tasya, kini perasaan itu mendorong-dorong dirinya untuk kembali keluar dan menguasai dirinya. Elang mengepalkan tangannya dan berusaha menahan perasaan itu.

"Jangan ditahan," celetuk Zion, "keluarkan saja perasaan itu, karena seperti itulah dirimu yang sebenarnya."

Elang menggeleng cepat. "Tidak. Itu tidak boleh!" seru Elang berusaha menahannya.

Zion menghela napas panjang. "Kalau sedang seperti ini, kamu terlihat seperti seorang pecundang. Kamu tau? Kalau kamu terus-terusan seperti ini, kamu akan kembali seperti masa lalumu."

"Masa lalu?" gumam Elang. Dia menggelengkan kepalanya dan mengerang frustrasi.

Elang terlihat sangat kacau saat ini. Perasaan dan pikirannya tidak bisa diajak untuk bekerja sama. Elang melihat sebilah pisau tepat di depan matanya. Perasaan itu semakin mendobrak untuk dikeluarkan, tetapi Elang masih berusaha untuk menahannya.

"Ayolah, Elang! Keluarkan saja perasaan itu," ucap Zion kembali memprovokasi. Dia menarik kembali pisau itu dan membuat mata Elang kembali mengikutinya.

"Kau ingin menghasut saya untuk kembali?!"

Dengan tatapan beringasnya Zion mengangguk tanpa ragu seraya tersenyum jahat. "Bisa dibilang seperti itu. Jadi, ayo kembali, Elang!"

Brak! Suara gebrakan meja terdengar begitu keras. Elang mengepalkan tangannya kembali dengan sangat kuat. Dia berjalan menghampiri Zion dengan tatapan membunuhnya, sedangkan Zion masih tersenyum dengan santainya.

"Bagus, Elang. Kemarilah, ambil pisau ini dan cobalah bunuh aku," ujar Zion memasang senyum kemenangan.

"Hanya laki-laki pecundang yang mau mengingkari janjinya, dan hanya laki-laki lemah yang bisanya cuma memprovokasi orang lain," gumam Elang.

Indigo vs Psikopat 🔞 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang