48. Selesai?

6.1K 750 32
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

Tasya tersenyum lega. Perjuangannya kini telah terbayar, dia berhasil menenangkan perasaan Lina. Dia berhasil meredamkan amarah dan dendam Lina. Lina berjalan mendekat, mengumpulkan energinya untuk bisa menyentuh tangan Tasya. Orang-orang di bawah melihat Tasya seperti orang gila. Menangis sendiri, tersenyum sendiri, dan sekarang dia terlihat sedang menggenggam tangan seseorang, tetapi mereka tidak bisa melihatnya, kecuali Eka.

Lina menatap mata Tasya seraya tersenyum. "Ingatlah aku untuk seterusnya, Tasya. Meskipun yang kamu ingat adalah sosok jahatku, teruslah mengingatku. Terima kasih."

Tasya terus menatap mata Lina, membuat kemampuan spesialnya kembali aktif. Rohnya telah dibawa oleh Lina ke suatu tempat di mana kejadian yang pernah Lina alami di masa lalu.

Sebuah ruangan gelap dan pengap menjadi tempat berkunjungnya yang pertama. Tasya mendengar tangisan seseorang dari sudut ruangan, tangisan kesedihan dan juga penderitaan. Tasya berjalan ke sana kemari untuk mencari keberadaan orang itu. Tasya terkejut ketika melihat orang itu. Seorang remaja sedang meringkuk ketakutan di pojok ruangan dengan tangisan yang terdengar memilukan.

Tasya mendekatinya dan berjongkok di samping sang Gadis. Ingin rasanya dia menghapus air mata perempuan itu dan memeluknya. Namun, dia tidak bisa melakukannya. Di sini, dia hanyalah roh yang tidak bisa terlihat ataupun menyentuh apa pun yang ada di dunia ingatan masa lalu.

"Lina!"

Teriakan itu membuat Tasya terkejut. Dia melihat gadis itu semakin ketakutan. Sekarang Tasya tahu, nama perempuan itu adalah ... Lina. Tasya mengerti sekarang, rohnya sedang berada di dunia masa lalu Lina.

Brak! Dobrakan pintu terdengar begitu keras hingga pintu itu rusak. Seorang pria dengan ikat pinggang di tangannya terlihat oleh mata Tasya. Pria itu mendekati Lina yang semakin ketakutan. Tasya yang berwujud roh hanya bisa terdiam melihat penyiksaan di depannya.

"Dasar anak durhaka! Seharusnya kamu melayani pria itu dengan baik!" Pria itu kembali melayangkan sabuknya ke arah Lina.

"Aku tidak mau, Ayah! Aku tidak mau melakukan itu!" teriak Lina semakin terisak. Badannya telah dipenuhi oleh lebam akibat pria yang disebut 'Ayah' itu.

Air matanya perlahan turun, dadanya terasa sangat sesak karena amarah yang dia tahan. Tasya mencoba untuk bisa memeluknya, tetapi sabuk itu terus menembusnya dan tetap mengenai Lina. "Berhenti! Dasar pria biadab!" teriak Tasya begitu kesal, meskipun dia sadar kalau teriakannya tidak akan bisa didengar oleh siapa pun.

"Dasar, semakin besar kau semakin berani melawan, ya. Ikut saya!" Pria menarik tangannya dengan kasar.

Lina berusaha memberontak, tetapi tenaganya tidak cukup kuat untuk bisa menang. "Jangan, Ayah! Jangan lakukan itu lagi. Lepasin Lina, Ayah, sakit ...," rintih Lina di sela isakan tangisnya.

Indigo vs Psikopat 🔞 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang