36. Perbincangan?

6.2K 772 27
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

"Ada hal yang pengen gue bicarain sama lo." Gilang menghentikan ucapannya sejenak dan menarik napas dalam, kemudian dia embuskan kembali. "Perihal Elang."

Ya, Gilang dan Tasya kini telah bertemu. Gilang meneguk air putih yang telah disiapkan oleh Tasya sebelumnya. Bagaimana dengan Hana? Setelah mengantarkan Gilang untuk bertemu dengan Tasya, dia memilih untuk pulang.

Terkejut? Tentu saja. Tasya tidak menyangka kalau Hana mau mengantarkan Gilang sampai ke rumahnya. Apa yang ingin dibicarakan oleh Gilang padanya? "Ada apa dengan Kak Elang? Kenapa bicaranya ke aku?" tanya Tasya bingung.

"Karena ini ada sangkut pautnya sama lo." Melihat wajah Tasya yang biasa saja, Gilang bertanya, "apa lo gak takut sama dia?"

Mendengar pertanyaan itu membuat Tasya mengubah mimik wajahnya menjadi bingung. "Memangnya apa yang perlu aku takuti?"

"Lo gak tau siapa Elang?"

"Tau," jawab Tasya cepat. Gilang sontak terkejut dan menatap Tasya untuk meminta penjelasan. "Dia kakak kelasku, dia teman Kak Gilang, dia—"

"Bukan itu," potong Gilang, "lebih dalam tentang Elang. Bisa disebut dengan rahasia Elang. Apa lo tau?"

"Rahasia?" Gilang mengangguk cepat. "Dia punya rahasia apa?"

Gilang mengembuskan napasnya lelah. Bagaimana caranya untuk bisa mengatakan? Tanpa Gilang tahu, Tasya sudah mengetahuinya lebih dulu, 'kan? Tasya tidak akan terkejut dengan hal itu.

"Gimana, ya, ngomongnya? Jadi gini, intinya lo harus hati-hati sama Elang."

"Memangnya kenapa, sih? Dia punya rahasia yang sangat mengerikan? Atau memiliki kepribadian mengerikan yang belum aku ketahui? Lalu, apa hubungannya denganku? Aku tidak peduli, jikapun dia membunuhku. Aku bukan siapa-siapanya, dan dia bukan siapa-siapaku."

"Membunuh?" tanya Gilang. Tasya sontak terdiam, merutuki dirinya sendiri yang berbicara tanpa batas. "Lo tau?"

"Bicara yang baik, Tasya, hati-hati dengan ucapanmu," ujar Mina. Tasya sontak menoleh ke arah Mina dengan tatapan meminta maaf.

"Tau? So–soal apa? Kak Gilang jangan berpikiran yang macam-macam, ya. Kak Elang tidak akan membunuh orang, kok, apalagi membunuh Kak Gilang. Kalian teman baik, 'kan?" Mina menggelengkan kepalanya ketika melihat Tasya yang menjadi semakin gugup. Bukankah itu akan membuat Gilang lebih curiga?

"Tasya, bagaimana kalau Elang adalah seorang pembunuh?" Bukan hanya Tasya, Mina juga terkejut dengan ucapan Gilang. "Bagaimana tanggapan lo kalau seandainya Elang adalah seorang pembunuh? Ditambah, dia juga berpikir mau jadikan lo sebagai target pembunuhannya."

"A–apa, sih? Itu tidak mungkin, 'kan?"

"Gak ada yang gak mungkin. Gue bingung bilangnya gimana, tapi itu yang gue denger, Tasya."

Indigo vs Psikopat 🔞 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang