32. Teman Yang Baik 2

6.4K 769 6
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

"Mina? Siapa yang kamu maksud, Tasya?"

Tasya sontak terdiam, merutuki dirinya sendiri karena sudah keceplosan. "Ah, itu ... akan aku jelaskan. Sebaiknya kita ke ruang tamu lagi saja, yuk."

"Bagaimana dengan piring-piring yang pecah itu?" tanya Hana seraya menunjuk piring pecah yang disebabkan oleh Lina tadi.

"Ya ampun, tidak apa-apa, Hana. Nanti aku bereskan."

Hana mengangguk saja, meskipun masih bingung dengan apa yang baru saja dia alami. Hana membantu Tasya untuk bangun dan duduk di sofa ruang tamu. "Hati-hati, Tasya. Tubuhmu masih lemas."

Tasya mengangguk. "Terima kasih, Hana."

Hana hanya tersenyum simpul untuk membalasnya dan duduk di samping Tasya. "Sebenarnya apa yang terjadi, Tasya?"

Tasya menoleh ke arah Mina dan mengembuskan napas panjang. "Baiklah, Hana, akan aku ceritakan. Sebenarnya, kejadian yang tadi itu karena ada sosok jahat yang menghampiriku."

"Sosok jahat? Maksud kamu bagaimana? Tasya, aku benar-benar tidak mengerti."

"Sosok jahat, makhluk 'tak kasat mata." Hana sontak terkejut. "Kamu mengerti Hana?"

Hana mengangguk ragu. "Aku paham maksudmu, tapi apakah kamu seorang indigo?" Tasya sontak mengangguk pelan hingga membuat Hana kembali terkejut. "Apa Mina yang kamu maksud itu juga makhluk 'tak kasat mata?"

Lagi-lagi Tasya mengangguk. "Mina adalah temanku, teman 'tak kasat mataku. Dia selalu ada untukku, aku sudah bersamanya semenjak lima tahun yang lalu."

"Apa dia ada di sini?" tanya Hana sedikit berbisik. Tasya sontak mengangguk sebagai jawaban. "Benarkah? Maaf, Mbak, eh, aku manggilnya siapa, ya?" tanya Hana bingung sendiri.

"Ish, kenapa harus mbak, sih?" gerutu Mina sedikit kesal.

Tasya yang mendengar gerutu Mina itu sontak terkekeh kecil. Membuat Mina dan Hana menatapnya bingung. "Kamu tau, Hana? Barusan Mina ngomong gini, 'ish, kenapa harus mbak, sih?' gitu." Tasya sengaja meniru gaya bicara Mina agar lebih menjiwai.

"Eh, benarkah? Maaf," ucap Hana panik sendiri. "Aku harus panggil dia siapa, Tasya?"

"Nama dia Mina, panggil saja namanya. Dia lebih kecil dari kita."

"Wujudku saja yang seperti anak kecil, tapi umurku lebih tua dari kalian semua," sahut Mina.

"Oh, iya, Mina, bisakah kamu menampakkan wujudmu di depan Hana?" tanya Tasya.

Hana sontak terkejut. Dia menatap Tasya dengan ragu. "Ti–tidak apa-apa, maaf, aku belum siap."

"Tidak apa-apa, Hana. Dia baik, kok, wujudnya biasa saja, sama seperti manusia pada umumnya. Bedanya dia agak pucat, kamu tidak perlu takut," ucap Tasya meyakinkan dan diangguki oleh Mina.

Indigo vs Psikopat 🔞 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang