31. Teman Yang Baik

6.4K 796 37
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

"Tasya, boleh tidak kalau aku main ke rumahmu?"

Tasya yang sedang merapikan alat tulisnya sontak berhenti sejenak dan menoleh ke arah Hana. "Tentu boleh," jawabnya seraya tersenyum.

"Benarkah?" Tasya mengangguk cepat. "Oke, ayo kita main di rumahmu!"

Mereka berjalan beriringan menuju tempat parkir sekolah. Hana yang menaiki motornya dan Tasya yang menaiki sepedanya. Tasya berhenti sejenak ketika melihat Elang yang sedang memundurkan motornya.

Mereka saling tatap secara sekilas, lalu Tasya kembali menuju sepedanya berpura-pura tidak peduli. Elang yang mendapat respons seperti itu juga sontak membuang muka dan berlalu begitu saja. Hana yang tidak sengaja melihat Elang dan Tasya pun hanya bisa menghela dan mengembuskan napasnya panjang, berusaha untuk tidak ikut campur dengan urusan keduanya.

"Ayo, Hana!" ajak Tasya. Hana mengangguk dan tersenyum.

Mereka segera pergi dari parkiran sekolah dengan Tasya berjalan di depan, menunjukkan jalan untuk ke rumahnya. Lalu, Hana yang di belakang, mengikuti Tasya dengan laju motornya yang dia lambatkan.

Di sepanjang perjalanan, mereka asik mengobrol. Membahas tentang pelajaran di kelas pagi tadi dan lain sebagainya. Mereka menghentikan laju kendaraannya ketika sampai di rumah Tasya. Mereka turun dari kendaraannya masing-masing, kemudian berjalan memasuki rumah Tasya dan duduk di sofa ruang tamu.

"Maaf, ya, rumahku kecil dan agak berantakan," ucap Tasya sedikit tidak enak.

Hana sontak menggeleng. "Berantakan? Ini jauh, jauh, jauh lebih rapi dari kamarku, Tasya."

"Sebegitunya, ya? Aku bahkan belum membersihkan ruang ini dari pagi. Tidak perlu banyak memuji, Hana."

"Tidak-tidak, itu memang kenyataannya. Ini lebih rapi dari kamarku. Kamu tau, Tasya? Aku itu orangnya malas untuk bersih-bersih. Jadi, aku biarkan asisten rumah tangga yang membersihkannya. Kemudian, lagi-lagi aku yang akan membuat kamarku sendiri berantakan. Aku kasihan dengannya, tapi inilah aku."

Tasya yang mendengar celotehan Hana itu hanya bisa diam seraya menatap Hana dengan sedikit tidak percaya. "Apa itu tidak keterlaluan? Aku merasa kasihan. Ah, maaf, ya, aku belum menyiapkan apa-apa."

Hana yang mendengar ucapan Tasya hanya bisa terkekeh kecil. "Aku tau. Tidak perlu dikhawatirkan, Tasya. Ini juga karena aku yang mampir dengan tiba-tiba."

"Emh, Hana," panggil Tasya. Hana sontak menoleh. "Aku ke toilet dulu sebentar, ya."

"Ah, iya, Tasya. Aku tunggu, kok."

Tasya segera melepaskan tas sekolahnya dan meninggalkannya di atas sofa. Dia bergegas menuju toilet rumahnya untuk buang air kecil. Setelah selesai, dia keluar dari toilet dan segera kembali menemui Hana. Namun, langkahnya terhenti. Tasya menatap sinis sosok di depannya.

Indigo vs Psikopat 🔞 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang