¤¤¤
Jam sudah menujukkan pukul 21.39 malam di ponselnya. Tasya kembali membaca soal-soal tugas sekolah Elang, sudah sedaritadi dia mengerjakannya. Dia sempat beristirahat untuk melaksanakan salat magrib dan isya lebih dulu, untunglah di rumah Elang ada satu mukenah di kamar milik asisten rumah tangga yang sedang cuti, sedangkan Elang malah asik menjelajahi mimpinya. Tasya sudah mencoba untuk membangunkannya, tetapi karena Elang yang tidurnya seperti orang mati, Tasya akhirnya menyerah.
Selesai salat, Tasya kembali ke ruang televisi dan lanjut mengerjakan tugas Elang. Satu pelajaran lagi, setelah itu selesai. "Seharusnya aku sudah bisa pulang, tapi tinggal satu soal lagi. Nanggung, deh, sekalian kerjain aja," gumam Tasya.
Tasya segera menyelesaikan tugas-tugas Elang dengan mata yang terlihat begitu lelah. Dia menuliskan jawaban di buku Elang dengan menahan kantuknya, matanya sudah terasa sangat berat hingga akhirnya dia ambruk dan tertidur di tempat. Tidak terasa, pagi hari telah tiba. Dia mengerjap-kerjapkan matanya untuk melihat lebih jelas, memutari ruangan tempat dia berada sekarang dengan matanya.
Dia sangat terkejut ketika melihat buku-buku yang masih berada di atas meja. Tasya menoleh ke sofa, Elang masih tertidur lelap di sana. Sekarang Tasya sadar, dia masih berada di rumah Elang. Saat mengerjakan tugas Elang, dia tidak sengaja ketiduran sampai pagi.
Tasya mengecek tubuhnya sendiri dan menghela napas lega. "Syukurlah tidak apa-apa. Aku pikir aku akan dibunuh oleh Elang saat sedang tidur."
Tasya mengecek jam pada ponselnya, sudah jam lima lebih tujuh. Tasya segera bergegas ke kamar mandi untuk mengambil air wudu dan melaksanakan salat di kamar asisten rumah tangga yang sedang cuti. Setelah selesai, Tasya meletakkan mukenah itu di tempatnya kembali. Tasya menghampiri Elang yang sedang tertidur dan mencoba membangunkannya.
"Elang, bangun dong. Jangan ngebo!" Pandangannya memutari setiap sudut ruang dan berhenti. "Kalian bantuin juga dong!" Tasya meminta bantuan pada teman hantunya yang selalu mengikuti Elang.
"Kenapa kamu bicara dengan kami? Padahal kami sudah berusaha untuk bersikap biasa saja agar arwah lain tidak mendekatimu," ucap salah satu arwah.
Tasya hanya bisa berdecak kesal. "Ayolah, ini lebih penting. Kalian hancurkan saja mimpinya itu."
"Kami tidak bisa, Tasya."
Semakin kesal, Tasya berlari menuju kamar mandi dan kembali membawa gayung yang berisikan air. Tasya mencipratkan air itu kepada Elang tanpa pikir. Mendapat cipratan dadakan itu, Elang akhirnya terbangun dengan wajah terkejutnya. Dia menatap Tasya dengan tajam.
"Apa? Mau marah? Mau bunuh aku? Bunuh aja silakan!" tantang Tasya. Tasya memang tidak tahu kondisi, Elang tetaplah Elang. Dia seorang psikopat dan Tasya mengatakan itu dengan beraninya.
"Saya tidak punya gairah untuk membunuh siapa pun saat baru bangun dari tidur, saya juga sedang tidak memegang pisau. Andai saja saya memegangnya," ucap Elang dengan nada sedikit kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo vs Psikopat 🔞 ✔
HorrorHoror - Thriller Bagaimana jika seorang indigo bertemu dengan psikopat? Dan bagaimana jika psikopat bertemu dengan indigo? Seperti inilah kisahnya, gadis cantik bernama Anastasya Nugraha yang memiliki kemampuan melihat mereka yang 'tak terlihat. Ti...