39. Perihal kepercayaan

5.9K 704 39
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

"Hana, aku duluan, ya. Ada hal penting yang harus dibicarakan dengan Mbak Eka." Hana mengangguk dan dengan cepat Tasya segera menemui Eka di ruang UKS, tetapi saat melewati kelas Elang, lagi-lagi dia terhenti oleh sapaan seseorang.

"Tasya," sapanya. Tasya sontak menoleh ke sumber suara. "Lo ada waktu? Gue mau ngomong sama lo."

Ya, gaya bicara itu, Gilang. Tasya berpikir sejenak, dia juga sedang buru-buru untuk menemui Eka. "Bicara tentang apa?"

"Elang," jawabnya dengan cepat. Tasya terdiam, dia melihat ke dalam kelas. "Dia udah pulang duluan, katanya ada urusan. Gue takut urusan yang dia maksud itu urusan yang seharusnya gak dia lakuin, lo paham, 'kan?"

Tasya paham, dia mengangguk tanpa ragu. "Aku mau bicara sama Kak Gilang, tapi aku ada urusan sama seseorang."

"Oh, begitu, ya? Kalau gitu, lain kali aja gue cerita," jawabnya dengan nada lemah. "Yaudah, kalau gitu gue duluan, ya."

Tasya masih terdiam, dia menatap punggung Gilang yang perlahan menjauh. "Kak Gilang," panggilnya. Gilang sontak terhenti dan menoleh. "Aku bisa menemuinya nanti."

Mendengar itu, Gilang tersenyum senang. "Terima kasih. Kita ngobrol di rooftop aja, ya."

Tasya mengangguk dan tersenyum. Mereka pun segera menuju rooftop sekolah, tidak lupa juga Tasya menghubungi Eka untuk meminta maaf karena pertemuannya tertunda. Gilang dan Tasya mencari tempat yang nyaman untuk duduk. Setelahnya Gilang mulai bercerita tentang dirinya dan Elang.

"Sebelumnya gue minta maaf sama lo karena udah buat rencana lo diundur, padahal cerita gue gak begitu penting dibandingkan dengan urusan lo," ucap Gilang meminta maaf.

Tasya sontak menggeleng cepat. "Tidak, kok, semuanya penting buatku. Aku juga sudah bilang sama dia, dan dia bilang tidak apa-apa. Kak Gilang tidak perlu merasa bersalah seperti itu, aku juga butuh informasi tentang Kak Elang untuk menghentikannya. Jadi, bagaimana hubungan kalian sekarang?"

"Itu yang mau gue ceritakan, dia sempat curiga sama gue."

Saat itu jam kosong di kelas Elang. Karena bosan berada di kelas, Gilang dan Elang memutuskan untuk pergi ke rooftop sekolah. Mereka duduk di pinggiran rooftop seperti biasanya.

"Sejak kapan kamu jadi terlihat akrab dengan perempuan itu?" tanya Elang tiba-tiba.

Gilang yang mendapat pertanyaan tiba-tiba itu sontak terdiam, kemudian tersenyum paksa. "Tasya maksud lo? Emangnya kenapa? Dia temen lo, itu berarti dia temen gue juga, 'kan? Apa salahnya gue coba buat akrab?"

"Hanya itu?" tanya Elang. Gilang mengangguk cepat. "Bukan karena suatu hal lain?"

"Emangnya hal lain apa yang bakal gue jadiin alasan buat akrab sama seseorang? Gak ada, El."

Indigo vs Psikopat 🔞 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang