4. Bisikan

20.5K 2.2K 272
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

"Kamu betulan tidak apa-apa, Tasya?" tanya Mina dengan raut khawatir.

Tasya menggeleng pelan seraya tersenyum meyakinkan. "Tidak apa-apa, kamu tidak perlu khawatirkan aku. Beberapa hari lagi juga pasti sembuh kok lukanya."

"Setidaknya periksalah ke dokter. Kemarin aku lihat darah yang keluar cukup banyak. Meskipun lukanya terlihat kecil, tapi lukamu pasti cukup dalam."

"Sudah, tidak apa-apa. Yang terpenting aku bisa selamat dari kejarannya."

Setelah mendapat tempat yang aman kemarin malam, luka di pipi Tasya sempat diobati oleh ibu warung. Ah, dia sangat baik. Dia membersihkan darah Tasya dan memberi obat merah. Setelah itu, ibu warung menempelkan pipi Tasya dengan plester untuk menutupi lukanya.

Ibu warung juga memberi saran untuk Tasya, agar Tasya lebih baik pergi ke dokter untuk diperiksa. Karena lukanya yang cukup dalam, ditakutkan ada sesuatu hal yang belum dia tahu. Namun, lihatlah Tasya sekarang. Dia seakan tidak peduli dengan lukanya.

"Kamu yakin mau berangkat ke sekolah?" tanya Mina. Tasya mengangguk yakin. "Kalau ketemu sama orang itu lagi bagaimana? Kalian, kan, satu sekolahan."

"Iya, sih, tapi yasudahlah. Tidak mungkin dia bisa macam-macam di lingkungan sekolah, 'kan?"

Mina hanya bisa pasrah. Memang sulit untuk membuat Tasya goyah. Tasya pun segera mengambil tas sekolahnya dan segera berangkat dengan berjalan kaki.

"Ibu, Tasya berangkat dulu, ya,” ucap Tasya berpamitan.

"Iya, hati-hati di jalan."

Di sepanjang perjalanan, Mina terus saja mengoceh tentang kejadian kemarin dan bersambung ke keadaan Tasya sekarang. Terlihat sekali, kalau Mina adalah teman yang penuh perhatian dan baik hati.

"Astaghfirullah!"

"Kenapa? Ada kejadian yang sama seperti kemarin malam?" tanya Mina dengan nada sedikit takut saat melihat raut terkejut Tasya.

"Bukan itu, aku hanya sedikit terkejut saat lihat candy ghost berdiri di bawah pohon sana." Tasya menunjuk ke tempat hantu itu berdiri.

"Poci?" tanya Mina.

"Hei, kamu tau dari mana kata-kata itu? Kalian satu makhluk, loh." Tasya menatap Mina penuh tanya.

Mina tersenyum kecil. "Dari mana lagi kalau bukan dari manusia." Tasya hanya  mengangguk-anggukan kepalanya seraya terkekeh kecil.

Indigo vs Psikopat 🔞 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang