1. Tasya

30.3K 2.8K 313
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

"Pak, jangan ditutup dulu!"

Mendengar teriakan seseorang, sang Penjaga Gerbang Sekolah pun sontak menghentikan aksinya. Dia membuka kembali gerbangnya dengan cepat ketika siswi itu berlari untuk menerobos.

"Makasih, ya, Pak," ucap sang Siswi seraya masih ngos-ngosan.

"Hampir saja gerbangnya ditutup, kenapa kamu terlambat?" tanya Pak Ben---sang Penjaga Gerbang Sekolah---dengan raut tanyanya.

"Maaf, Pak, sepeda saya rusak. Jadi, saya jalan kaki dari rumah,” jawab Tasya. Ya, siswi tadi bernama Tasya. Ah, tidak, lebih tepatnya Anastasya Nugraha.

"Oh, gitu, yaudah, lain kali berangkatnya lebih pagi lagi, ya." Tasya menganggukkan kepalanya. "Yaudah, kamu cepat masuk ke kelas sana, sebelum guru masuk ke kelas lebih dulu."

Tasya mengangguk cepat. “Terima kasih, Pak.”

Setelah mendapatkan anggukan dari Pak Ben, Tasya pun segera bergegas menuju kelasnya dengan berlari. Dia menaiki anak tangga dengan cepat, hingga kakinya 'tak sengaja terpeleset dan hampir jatuh. Namun, sebelum dia terjun ke bawah, arwah yang selalu mengikutinya itu dengan cekatan menarik tangan Tasya agar tidak jatuh.

"Berhati-hatilah, Tasya," peringat sang Arwah dengan cemas.

Tasya menghela napas lega dan mengangguk. "Iya. Terima kasih, ya, Mina."

Tasya melanjutkan kembali aktivitas berlarinya. Tidak jauh setelah itu, Tasya pun sampai di kelas. Beruntung, karena pelajaran belum dimulai. Tasya bernapas lega dan segera duduk di bangkunya.

"Tasya! Aku pikir hari ini kamu tidak masuk sekolah," sahut salah satu siswi di kelas yang tidak lain adalah Hana. Hana adalah teman sebangku Tasya.

"Huft, tidak mungkin aku tidak masuk sekolah." Tasya menenggelamkan wajah ke tumpukan tangannya yang ada di atas meja.

"Benar juga, sih. Seorang Tasya mendadak tidak masuk sekolah. Ah, itu mustahil. Terus, kenapa kamu kelihatan kayak orang yang dikejar hantu gitu?" Hana menatap Tasya dengan raut tanyanya.

"Ada yang lebih menakutkan daripada dikejar hantu, yaitu dikejar waktu. Dari rumah, aku berlari terus. Beruntungnya gerbang masih belum ditutup rapat. Hampir saja," jawab Tasya bercerita.

Hana yang mendengar kalau Tasya berangkat sekolah dengan berlari dari rumahnya pun seketika terkejut. Bagaimana tidak? Hana tahu, meskipun dia belum pernah ke rumah Tasya, dia yakin kalau jarak rumah Tasya ke sekolah itu cukup jauh.

Indigo vs Psikopat 🔞 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang