22. Cara?

8.6K 974 7
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

"Tasya, aku pulang duluan, ya," ucap Hana seraya menggendong tasnya. Tasya pun hanya mengangguk dan tersenyum.

Setelah kepergian Hana, Tasya segera bergegas keluar dari kelasnya dan segera pergi ke UKS. Iya, saat jam istirahat tadi, Eka mengajak Tasya untuk bertemu di UKS saat jam pulang.

"Mau ke mana?" tanya Elang tiba-tiba datang. Tasya pun sontak menoleh ke sumber suara. Tidak heran jika Elang tiba-tiba muncul, karena jalan menuju UKS memang harus melewati kelas Elang.

"Aku mau ke UKS," jawab Tasya, "memangnya kenapa?"

"Kamu sakit?" Tasya spontan menggeleng cepat. "Lalu?"

"El!" seru seseorang seraya berlari. Keduanya sontak menoleh ke sumber suara secara bersamaan. "Ngapain kalian ngobrol di sini? El, siapa?" tanya Gilang pada Elang seraya menunjuk Tasya dengan matanya.

"Aku tidak bisa lama-lama di sini, aku ada janji sama orang. Kalau begitu aku duluan, ya, Kakak-kakak!" Tasya melambaikan tangannya kepada mereka sebagai perpisahan dan dibalas lambaian tangan pula oleh Gilang. Tasya pun segera melangkahkan kakinya untuk menuju UKS dengan cepat.

Setelah kepergian Tasya, Gilang sontak menatap Elang penuh tanya, sedangkan yang ditatap hanya memasang mimik bingung. "Lo kenal sama cewek itu? Siapa? Dia manggil kita Kakak, itu berarti dia adik kelas, 'kan?" tanya Gilang memberondong.

Elang pun menghela napas lelah. "Saya harus jawab yang mana dulu?"

"Oke, jawab yang ini aja. Dia teman perempuan yang lo maksud?" tanya Gilang tanpa basa-basi. Elang sontak terdiam sejenak dan berjalan meninggalkan Gilang begitu saja. "Woy, jawab dulu!" seru Gilang seraya berlari menyusul Elang.

Elang hanya bercedak dan mendengkus pasrah. "Iya."

Singkat, padat, dan jelas. Elang mengatakan 'iya' dengan tegas. Gilang hanya bisa menatap Elang dengan takjub. "Keren," sahut Gilang.

"Saya tau kalau saya keren, tapi jangan menatap saya seperti itu, saya jadi merinding." Elang mempercepat jalannya dan Gilang hanya bisa berdecak kesal seraya menyusul Elang.

Tasya mengetuk pintu UKS itu lebih dulu sebelum masuk. Setelah mendapat jawaban dari Eka yang berada di dalam UKS akhirnya Tasya bisa membuka pintunya dan masuk ke UKS. Tasya menutup kembali pintu UKS itu dan duduk berhadapan dengan Eka. "Tasya pikir ada orang di sini. Soalnya pintunya ditutup gitu. Oh, iya, Mbak. Sebenarnya Mbak mau ngomong tentang apa sama Tasya?"

Wajah Eka sontak berubah menjadi terlihat lebih serius dari sebelumnya. "Tentang Elang." Tasya sontak terdiam. "Ayo kita cari cara bagaimanapun juga untuk bantu dia dan arwah-arwah korbannya agar tenang. Aku sudah tidak sanggup lagi kalau harus liat arwah-arwah itu menatapku dengan tatapan sedih. Aku kasihan dengan mereka semua."

"Tasya juga, Mbak, tapi Tasya benar-benar tidak tau bagaimana caranya. Tasya mau Elang berubah dan arwah mereka tenang di tempat yang seharusnya." Tasya menunduk dalam seraya meremas jari tangannya sendiri dengan perasaan gelisah.

Indigo vs Psikopat 🔞 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang