24. Bekerja Di Rumah Psycopath

8.5K 967 10
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

Besoknya, Tasya kembali ke sekolah seperti biasa. Hari ini dia harus berangkat lebih pagi dari hari biasanya, karena ada upacara bendera. Tasya tersenyum dan mengangguk sopan pada pak Ben yang menjaga gerbang sekolah. Dia memarkirkan sepedanya di tempat parkir dan segera bergegas menuju ke kelasnya. Bel tanda masuk telah berbunyi nyaring. Syukurlah, karena Tasya tidak terlambat.

"Semuanya, cepat kumpul ke lapangan! Upacara bendera akan dimulai! Jangan lupa pakai topinya!" teriak Dion memperingatkan.

"Iya-iya, Dion bawel!" seru salah satu siswi menjawab teriakan Dion dan disetujui oleh yang lainnya.

Sedangkan Dion hanya memutar bola matanya malas. "Apa jadi ketua kelas memang semenyakitkan ini? Banyak banget haters-nya," gumamnya.

"Ayo, Tasya!" ajak Hana. Tasya pun mengangguk, mereka segera bergegas ke lapangan dan masuk dalam barisan untuk melaksanakan upacara bendera.

Dua puluh menit telah berlalu, kini giliran amanat pembina upacara. Sang Kepala Sekolah yang menjadi pembina upacara minggu ini pun memberikan amanatnya pada seluruh siswa dan siswi SMA Cahaya Bulan.

Terdengar desas-desus para murid berbisik. Mengobrol sendiri tanpa mendengarkan apa yang disampaikan oleh Kepala Sekolah di depan sana. Tasya menengok ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan Mina. Namun, tidak kunjung dia temukan. Entah ke mana perginya dia.

"Sekian dari Bapak, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap Kepala Sekolah mengakhiri amanatnya.

Pembaca susunan upacara pun kembali membacakan susunan selanjutnya. Lima belas menit telah berlalu, pemimpin upacara pun akhirnya membubarkan barisan. Para murid pun mengikuti aba-aba pemimpin dan upacara pun telah selesai. Semuanya kembali ke kelasnya masing-masing untuk melanjutkan pelajaran pertama.

Jam dinding kelas telah menunjukkan pukul 09.30 pagi hari. Benar saja, bel tanda waktu istirahat akhirnya berbunyi. Waktu yang selalu ditunggu-tunggu oleh semua siswa dan siswi di sekolah. Murid-murid berhamburan keluar dari kelasnya masing-masing dan bergegas menuju kantin, begitupun juga dengan Tasya dan Hana. Mereka telah duduk di meja kantin dan sedang memesan makanan.

"Pesanan sudah siap!" seru Hana seraya membawa dua mangkok bakso yang biasa mereka beli. Hana meletakkannya di atas meja.

"Terima kasih, Hana," ucap Tasya seraya tersenyum simpul. Hana pun mengangguk dan bersiap untuk menyantap semangkok bakso miliknya.

Suasana kantin sekolah terdengar begitu gaduh dan ramai. "Kak Elang, kok, belum datang, ya? Apa jangan-jangan dia tidak berangkat?"

"Iya mungkin. Aku juga belum lihat dia dari pagi."

Mendengar obrolan siswi tentang Elang di meja sampingnya, Tasya sontak mengedarkan pandangannya menyapu setiap penjuru kantin. Benar, Tasya tidak melihat keberadaan Elang.

Indigo vs Psikopat 🔞 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang