Ekstra part 2

9.6K 819 36
                                    

###

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

###

Satu bulan telah berlalu. Karena Adsen mengetahui bahwa Tasya hanya hidup sendiri saat ini, dia masih mengizinkan Tasya untuk terus bekerja di rumahnya. Kini, hari sudah berganti malam. Tasya menuangkan air panas ke dalam gelas kecil berisikan bubuk kopi. Setelahnya dia mengaduknya dan membawa kopi itu untuk pak Dede.

"Kopi sesuai pesanan Pak Dede sudah datang!" seru Tasya, "silakan dinikmati."

Mendengar itu, pak Dede dengan sigap menerimanya seraya terkekeh kecil. "Terima kasih, Nak Tasya. Maaf, bapak merepotkan."

Tasya menggeleng cepat dan duduk di samping pak Dede. "Tidak sama sekali, kok, Pak. Malam ini Pak Dede mau begadang lagi, ya?"

"Iya, begitulah," jawabnya. Dia menyeruput kopinya. "Sekalian mau bantu Tuan Adsen untuk persiapan keberangkatannya ke Amerika kembali."

"Eh, ke Amerika?" tanya Tasya terkejut. Pak Dede sontak mengangguk. "Kenapa Tasya tidak tau? Kapan jadwal keberangkatannya?"

"Besok lusa, hari Senin."

"Mendadak sekali," gumam Tasya. Pak Dede mengangguk pelan. "Apa Elang tau hal ini?"

"Belum. Tuan Adsen bilang, besok dia akan menemui Elang dan berpamitan."

Mendengar jawaban dari pak Dede, Tasya mengangguk-anggukkan kepalanya pelan. "Oh iya, Bu Hasna ke mana, ya, Pak? Dari sore tadi Tasya tidak melihatnya."

"Mungkin di gudang. Bantu Tuan Adsen mencari suatu benda. Bapak juga tidak tau," jelas Pak Dede, "malam ini kamu tidur di sini, 'kan?"

"Oh, iya, Pak." Tasya mengangguk dan tersenyum kecil.

Ya, setiap hari Sabtu, dia akan menginap. Ini permintaan dari Adsen. Setiap hari Minggu dia akan diliburkan dan pulang ke rumahnya untuk istirahat. Sebenarnya Adsen ingin agar Tasya tinggal di rumah itu saja. Namun, Tasya menolak, baginya rumah dia sendiri jauh lebih nyaman.

Tasya melihat jam tangan. "Sudah jam delapan. Tasya masuk dulu, ya, Pak, mau salat isya."

"Iya, silakan."

Tasya pun segera bangun dari duduknya dan berjalan masuk ke rumah. Dia segera menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Setelah selesai, Tasya pun memulainya di ruang salat rumah besar itu. Apa ada mukenah? Ya, Tasya membawanya sendiri.

Lima menit telah berlalu, Tasya menyelesaikan ibadahnya dengan sangat khusyuk. Dia meletakkan kembali mukenahnya di rak kecil dan kembali berjalan ke dapur, mengambil segelas air putih untuknya minum.

Indigo vs Psikopat 🔞 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang