26. Bertemu Mbah

7.6K 870 32
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

Bruk! Tubuh Tasya terjatuh menghantam aspal karena dorongan keras dari Eka. Ya, Eka memberanikan diri untuk berlari dan berhasil mendorong tubuh Tasya hingga pecahan kaca itu tidak berhasil melukai tubuh Tasya.

Tubuhnya semakin bergetar hebat ketika melihat tubuh Tasya yang tersungkur oleh dorongannya. Panik? Jelas dia panik, karena tidak ada pergerakan dari tubuh Tasya. Eka mendekat dengan kaki yang bergetar, dia terduduk di samping tubuh Tasya yang terbaring 'tak bergerak.

"Tasya, kamu tidak apa-apa, 'kan?" tanya Eka begitu cemas. Dia mencoba untuk terus membangunkan Tasya, tetapi Tasya tetap tidak bergerak. "Tasya, bangun! Kamu boleh marah sama aku karena aku udah dorong kamu, tapi jangan sekarang. Maafkan aku. Bangun Tasya, aku mohon," lanjut Eka terus menggoyangkan tubuh Tasya.

Tubuh Eka sontak menegang, napasnya terhambat. Dia merasakan sakit yang sangat dari lehernya. Dia tidak bisa apa-apa, berontak pun sia-sia. Cengkeraman tangan Tasya pada lehernya sangat kuat. Eka tidak menyangka, Lina telah mempermainkannya. Dia berpura-pura telah pergi dari tubuh Tasya dan membuat Tasya pingsan. Namun, kenyataannya adalah Lina hanya berpura-pura.

"Le-lepaskan," ucap Eka terbata-bata. Matanya menatap mata milik Tasya yang seakan hendak keluar dari tempatnya. Seringai menakutkan pun 'tak lupa Lina tunjukkan.

"Jangan ganggu aku!" seru Lina dengan penuh penekanan.

"Lepaskan!"

Mata mereka yang tadinya saling tatap, kini telah berpaling ke suara yang muncul tiba-tiba. Di sana, terlihat segerombolan arwah menatap Lina dengan penuh amarah. Melihat itu, Lina segera melepaskan cengkeraman tangannya dari leher Eka.

Eka sontak memegang lehernya yang terasa sangat sakit seraya terbatuk-batuk. Dia terduduk lemas di atas aspal seraya berusaha menormalkan kembali ritme pernapasannya. Eka melihat banyak sekali arwah perempuan di sana. "Mereka ... arwah korban Elang?" gumam Eka.

Ya, mereka adalah teman-teman Tasya yang sudah berjanji untuk menjaga Tasya. Eka kembali merasakan tekanan yang sangat hebat, tubuhnya tidak kuat untuk menahan itu semua. Alhasil, dia terjatuh dan pingsan di tempat.

Segerombolan arwah itu mendekat ke arah Lina yang masih merasuk di tubuh Tasya. "Keluar dari tubuh temanku!" seru Mina begitu marah.

Resti yang sudah tidak bisa menahan amarahnya, dia melesat dengan cepat ke arah Lina dan mencengkeram leher Tasya dengan hati-hati. Resti menatap mata milik Tasya dengan tajam. "Keluar dari tubuh anakku!"

Seringai kembali Lina tampakkan. Dia menatap Resti dengan remeh. "Anakmu? Bukannya anakmu itu seorang pembunuh? Dasar keluarga pembunuh!" Tawa Lina terdengar sangat keras. "Apa kamu sadar? Jika kamu terus mencekiknya, kamu bisa saja membuat pemilik tubuh ini mati."

Mendengar ucapan Lina tadi membuat Resti terdiam lagi. Namun, tidak lama kemudian dia tersenyum. "Kamu tidak merasakannya?" tanya Resti dengan tenang.

Sontak Lina menjadi bingung dengan ucapan Resti. "Apa maksu— argh!"

Indigo vs Psikopat 🔞 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang