Happy reading!📚
Merasa pekerjaannya telah selesai, Ray meregangkan tubuh nya yang terasa kaku karena duduk ber jam-jam. Melihat itu, teman teman Ray langsung bersemangat karena mereka pun menunggu Ray selama ber jam-jam.
"Udah selesai? Ayo berangkat!" Usul Sonya.
"Eh.. bentar dulu. Ini sebenernya kita mau kemana sih?"
"Udah, lo pasti suka tempat nya." Leon.
"Trus dia? Ikut?" Ray sembari menunjuk Arthur tanpa meliriknya sedikitpun.
Semua tampak saling bertatapan seakan saling memberi kode. Dan benar saja, tiba tiba Ray di tarik oleh mereka dan langsung membawanya keluar kantor nya.
Ray terus memberontak tapi apalah daya dia melawan kelima temannya. Sedangkan Arthur? Dia mengikuti mereka dari belakang karena itu pun perintah Sonya.
Mereka menuju ke suatu tempat, ralat, lebih tepatnya mereka berhenti di sebuah parkiran mall. Entah apa yang mereka inginkan, Ray hanya bisa pasrah dan mengikuti seretan mereka. Yang lebih mengejutkannya lagi, mereka berhenti di depan sebuah toko perhiasan.
"K-kita.. ngapain ke sini?" Tanya Ray yang sudah berfirasat tidak enak.
"Jadi.. kita mau beliin lo cincin baru."
Benar saja firasat nya. Aduh.. Ray harus bagaimana kali ini. Ia pun sudah berkontak mata dengan Arthur, tapi ternyata sia sia.
"Aduh.. kalian mau cari cincin yang kayak apa? Cincin yang tunangan gue beli itu susah buat di dapetin. Ada ukiran nama gue dan dia di dalamnya!. Dan kalian ga bisa seenaknya membeli cincin baru karena itu cincin tunangan, bukan cincin mainan!"
Yah, tidak ada cara lain selain membentak mereka. Ray pun sudah terlanjur naik darah. Semua tampak diam setelah Ray berbicara.
"Sorry, gue ga bermaksud. Tapi gue mohon, jangan urusin soal cincin gue lagi!. Gue udah ga peduli!"
Setelahnya, Ray memutuskan untuk langsung pergi meninggalkan mereka yang masih diam dan saling tatap. Entah apa yang Ray lakukan tadi benar atau salah, tapi ia tidak ada pilihan.
♡♡♡
Masa masa kuliah nya selalu ia jalani dengan kegiatan yang hampir tidak berubah di setiap harinya. Ia masih belum selesai dengan cincin, pertengkaran, dan olivie.
Bertahun tahun ia lewatkan sampai akhirnya ia mendengar kabar bahwa kakak pertamanya menikah dan di susul oleh kakak keduanya.
Dan.. Ray tidak bisa datang karena tugas kuliah nya yang menumpuk.
But it's okey, Ray tetap bisa melihat mereka lewat layar laptop nya. Saat itu juga, Ray sendirian di rumah. Karena Arthur dan nenek pergi menghadiri pernikahan itu. Oh tidak, dia di temani Sonya dan beberapa teman perempuan yang lainnya.
Sampai saatnya tiba perempuan itu ujian, ujian dan ujian. Ia terus berfokus ke ujiannya karena itu artinya ia sebentar lagi akan libur panjang. Ia hanya tak sabar untuk segera pulang ke negara asal nya.
"Rayan, serius banget belajar nya." Tegur Arthur di ambang pintu kamar Ray.
"shut up and go!"
"Buset, galak banget lo. Eh, istirahatin dulu otaknya. Dari pagi lu belajar, ga ngantor lagi."
Ray tampak acuh dengan sepupunya itu. Ia terus menatap ke layar laptop dan buku nya yang tebal. Merasa kesal, Arthur langsung ke intinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Brother
Losowe"DASAR KERAS KEPALA" "DASAR KAKAK POSESIF!" "Kakak ga akan posesif kalo kamu ga keras kepala!" "Adek ga akan keras kepala kalo ga terus di kekang! Dasar cowok!" ________________________________________________________ Menjadi putri bungsu? Punya 3 k...