#Sonya

1K 58 3
                                    

Happy reading!📚

***

Tok.. tok.. tok..

Suara ketukan terdengar kala wanita yang membiarkan rambutnya di gerai itu sedang mondar mandir menunggu seseorang di ruangannya.

Tanpa berpikir panjang, ia langsung menuju ke sumber suara dan langsung membuka pintu ruangannya. Terlihat sekretaris pribadinya dengan seorang laki paruh baya di belakangnya.

"Nona, pak John sudah datang."

"Bagus. Pak Ferd, saya minta privasi sebentar. Pak John, silahkan masuk."

Merasa paham, pak Ferd mempersilahkan lelaki yang ada di belakangnya untuk masuk, setelahnya ia memilih menunggu di luar ruangan.

"Ehm.. pak, saya mengucapkan banyak banyak terimakasih karena bapak masih mau datang ke sini." Ucap Ray gugup.

"Ada apa ini nona Ray?"

"Lho, anak bapak belum menjelaskannya ya? Baik, biar saya aja yang jelaskan ke bapak."

Ray mulai menceritakan semuanya dengan detil tanpa sisa. Mulai dari bagaimana ia kenal dengan anaknya, kejadian kemarin, masalahnya, dan kemauan anaknya.

"Daniel ke sini dan marah marah ke anda?"

"Bapak ga usah pikir kan hal itu. Saya cuma mau pertemanan saya dengan anak bapak itu baik baik aja dengan saya mengabulkan permintaan anak bapa itu."

"Daniel minta apa kepada anda?"

"Dia minta bapak di kembalikan di perusahaan ini. Tapi, dia minta agar bapak menggantikan posisi saya di sini." Jeda Ray.

"Tapi saya ga bisa turutin permintaannya. Bagaimana kalo saya menerima bapak di perusahaan ini lagi, tapi di posisi yang lebih tinggi. Mungkin bapak juga bisa menggantikan pak Ferd untuk saya. Tapi bapak harus menjelaskan semuanya kepada Daniel agar dia ga marah lagi sama saya."

"Maafkan atas sikap Daniel kepada anda nona. Tapi, cukup dengan anda menerima saya lagi di sini, saya akan menjelaskan semuanya kepada Daniel untuk anda."

Mendengar itu, Ray tersenyum lega. Siapa sangka, ayah nya lebih ramah dari pada anaknya. Untung pak John tidak merepotkan seperti anaknya. Ray benar benar lega.

"Bagus, hari ini pun bapak bisa mulai kerja lagi. Tapi, saya ga mau denger keluhan lagi yang keluar dari mulut anda."

"Bisa nona, terima kasih."

"Anda boleh keluar."

Merasa paham, lelaki berdasi merah maroon itu keluar dari ruangan Ray. Ia berharap masalah ini selesai dan ia mengambil langkah yang tepat.

♡♡♡

Kini, Ray sedang duduk di kursi yang berada di bawah pohon kampusnya. Ia sendiri, sebab Arthur tiba tiba drop entah karena apa. Tapi Ray sedari tadi terus melihat ke ponselnya. Yah, ia sedang berdebat dengan kekasihnya di Prancis.

Dari kemarin pesannya di abaikan oleh orang itu. Akhirnya, ia memilih beralih ke kedua sahabatnya waktu SMA. Yah, kalian ingat? Fanny dan Maudy. Dari hari pertama di Jerman, ia belum menelpon mereka berdua.

Ia segera beralih ke ikon vidcall, lalu menelpon ke Fanny dan kemudian mengundang Maudy untuk join.

"Hai orang sibuk. Tumben bisa nelpon." Fanny menyapa dengan sinis.

"Kalian mau gue sibuk terus?"

"Ya, ya enggak. Kenapa nelpon Ray?"

Possessive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang