#Annoyed

2K 112 1
                                    

Happy reading!📚

Pagi hari, Ray terbangun dengan terkejut karena satu hal yang membuat nya sangat kesal. Saat sedang tertidur pulas, Ray terbangun karena dia merasa ada yang mencubit pipinya.

"Hm..? Ahh, diem lah!" Pekik Ray.

Tanpa melihatnya pun Ray sudah tau kalau ini pasti ulah Ranzie. Tapi lelaki itu tidak menuruti perkataannya. Ray hanya menghela nafas nya dan mengeluarkan wajah kesal nya.

"KADAL!"

Teriakan Ray membuat Ranzie tertawa terbahak bahak. Benar benar lucu!.

"Morning! Bangun, tinggal kamu lho yang belum bangun"Ranzie.

"Aduh..! Iya iya gue bangun. Nyebelin lo!" Ray.

Tiba tiba kakak kakaknya Ray masuk ke dalam kamar dengan panik. Mungkin tadi mereka habis mendengar teriakan Ray.

"Ray, kamu kenapa sayang?" Anna.

"Huh..! Ga papa. Ray mau mandi!"

Saat Ray berdiri, kaki nya kembali merasakan rasa sakit yang sama seperti kemarin. Ray berusaha tidak peduli. Ia terus berjalan menuju ke kamar mandi nya.

"Ranzie, kamu apain dia?" Cheryl.

"Tadi katanya suruh bangunin Ray?"

"Cara banguninnya seperti apa? Kamu tau kan kalo Ray udah marah itu kayak gimana?" Ucap Cheryl masih berusaha bernada halus.

"Aku cuma cubit pipinya doang kok, hehe.."

Kakak kakaknya Ray itu hanya menggelengkan kepalanya sambil melipat kedua tangan mereka di atas dada.

***

Kini mereka sudah bermain di luar. Hari ini, mereka lebih memilih untuk bermain yang menyehatkan. Kebetulan di sana ada lapangan basket dan bulu tangkis. Dan tentunya keduanya ga bisa untuk Ray mainkan. Ray hanya bisa menjadi wasit kali ini.

Ia kini sedang menjadi wasit di antara kakak kandung nya dan kakak ipar nya bermain bulu tangkis.

"Kakak, karena di sini wasit nya Ray, jadi semua aturan Ray yang buat. okey!" Teriak Ray dengan senyum jahil nya.

"Ya ya, terserah kamu. Tapi inget, jangan yang aneh aneh!" Edward.

"Yaudah, kalian main aja dulu. Nanti Ray yang atur." Ray.

Tak lama mereka mulai bertanding bulu tangkis. Teman teman yang lainnya sibuk dengan dunianya sendiri. Ada yang bermain basket, menonton pertandingan bulu tangkis kakak nya ini, dll.

Saat Ray sedang asik memperhatikan mereka, bola basket tiba tiba berhenti mengenai kaki nya. Ray mengambil bola basket itu dan memandang nya dalam dalam.

"Bola basket.. kamu lagi!" Ucap Ray pada bola itu.

"Ray, sini bola nya!" Teriak Davin.

Ray memutuskan untuk menghampiri mereka. Sesampainya di sana, ia mengulurkan tangannya untuk memberi bola basket itu. Tapi, saat ingin di ambil oleh Davin, Ray malah memainkannya dan memasukannya ke dalam ring basket.

"Ray, lo ngapain sih?" Davin khawatir.

"Main monopoli! Ya main basket lah. Ayo tanding. Waktu itu gue cuma pemanasan." Ray.

"Tar kaki lo kambuh, gue lagi yang di salahin!" Davin.

"Takut?" Ray.

Arthur dan Aaron menatapnya dengan tatapan sinis. Mereka mulai bermain basket. Yang ada di hati Ray kini hanya perasaan senang dan aneh karena ia tidak merasakan ada sakit sedikitpun di kaki nya.

Possessive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang