#Kambuh

5.1K 202 2
                                    

Happy reading!📚

"Rayan!"

Ray terkejut dengan kejutan itu. Hp nya sampai hampir terlempar, beruntung masih bisa ia tangkap kembali. Ia segera menoleh ke arah sumber suara, terlihat lelaki yang kemarin mendorong tubuh nya hingga tersungkur ke tanah.

Lelaki itu menghampiri meja Ray dan hanya di balas tatapan bingung oleh Ray kepadanya.

"Jangan mentang mentang lo pemilik sekolah ini, lo pikir gue jadi takut sama lo." Davin menatap tajam kedua netra mata Ray.

Ray hanya mengerutkan dahi menatap nya bingung. Apa maksud nya ini? Masalah apa lagi yang akan datang kepadanya?.

"Kenapa sih kak?" Kini Fanny menyela.

"Gua ga ngomong sama lo. Dan gara gara lo, cewek gua nangis semalaman." Davin menunjuk wajah Ray.

Ray tau siapa yang dia maksud. Perempuan itu segera menengok ke arah bangku Olivie, ternyata ia tak ada di bangkunya.

"Nyariin Olivie? Dia udah nunggu di lapangan basket. Berani? Kita adu basket!"

"Ray.. nggak!" Ranzie segera melarang.

Ray hanya menoleh ke arah Ranzie sebentar lalu beralih lagi kepada topik nya.

"Buat apa kak?" Ray.

"Buat bales perbuatan lo ke cewek gue! Biar lo juga ngerasain nangis semaleman!"

"Jangan bercanda deh kak, ngga penting juga.." Ray tertawa kecil.

"Kalo lo ga mau tanding, jem—" Ucapnya terpotong.

"Ayo kelapangan." Ray dengan wajah datar nya.

"Ray!" Ranzie, Jemmy, Fanny dan Maudy berbarengan.

Karena Ray langsung pergi menarik tangan kakak kelas nya itu, dengan terpaksa semua temannya ikut menyusul Ray. Kini Ray, Fanny dan Maudy sedang berada di ruang ganti baju.

"Lo yakin Ray?" Fanny.

"Kalo gue udah ga kuat, gue berhenti." Ray.

"Bukan itu, maksud gua lo yakin mau lawan kak Davin?" Maudy.

"Kenapa?" Ray.

"Gua denger dari kak Jo dia juara basket di kota ini.. duh Ray, gue takut." Maudy.

"Hm, kalo gue dulu ga cedera, mungkin gue bisa di atas dia. Kalian tenang aja, gua pastiin dia ga bisa buat gua nangis semaleman." Ray meyakinkan sahabatnya itu.

Akhirnya mereka keluar dari ruang ganti baju. Di panggung penonton, sudah ada semua anak kelas Davin dan Ray. Yang tanding hanya dua orang, tapi ini pasti sangat menarik. Mantan juara basket vs juara basket yang sekarang sedang mendunia di kota ini.

Saat Ray melihat penonton, di sana ada Jovial.. ternyata benar, Davin sekelas dengan Jovial. Ray berusaha tidak peduli karena pertandingan akan segera di mulai.

Akhirnya pertandingan pun di mulai. Mereka sangat bagus dalam merebut dan melempar bola ke dalam ring. Kekuatan mereka seimbang sampai skor nya kini sangat sengit. 30 menit sudah terlewatkan, mereka selalu mendapatkan skor yang seri.

Kaki Ray kini sudah sangat lemas. Sementara istirahat hanya di beri waktu 10 menit.

Akhh!

Pekik Ray kesakitan, seketika ia terjatuh.

Sungguh, ini sangat sakit. Ia menangis sambil terus memegang kaki nya.

"Rayan!" Semua sahabat Ray langsung menghampirinya.

"Ray, lu ga papa?" Ranzie.

"Sekarang lu bakal ngerasain nangis semalaman!" Davin.

Possessive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang