#Masalah

3.2K 131 7
                                    

Happy reading!📚

Pagi hari, Ray masih tertidur sangat pulas di ranjangnya. Tiba tiba, ia berteriak teriak tidak jelas.

"Ga..! Cukup papah, kalian jangan!"

"Kakak?!" Ray tiba tiba terbangun dari mimpinya.

"Duh.. kecapean nih. Jam berapa sih..?" Ray melihat jam weker nya. Seketika ia membulatkan matanya.

"Hah? Jam weker nya rusak?!" Ray menjeda omongannya.

"Oh, engga ya..? MAMPUS GUE!" Ray langsung lari terbirit-birit menuju kamar mandi nya.

Yah, jam sudah menunjukan pukul 07.30. Selesai rapi rapi, Ray langsung menuju ke kamar kakak kakaknya karena mereka ada kuliah pagi hari ini. Pantas saja mereka ga membangunkan Ray, ternyata mereka juga masih tertidur pulas.

"Wah ga beres!" Ray berlari ke arah dapur dan mengambil panci serta pemukulnya.

Ia kembali ke kamar kakak kakaknya dan membangunkannya menggunakan panci itu.

"Kakak.. Liat jam!" Teriak Ray sambil membunyikan panci itu.

Dengan sekejap mereka terbangun dan langsung berlari ke kamar mandinya masing masing. Ray memutuskan untuk berangkat sekolah duluan. Ia langsung menuju ke supir nya dan langsung berangkat.

Sesampainya di sana, ia langsung menghampiri pagar yang sudah tertutup dengan rapat itu.

"Pak.. pak satpam!" Panggil Ray.

"Iya? Aduh.. Ray, kamu telat lagi?" Pak satpam.

"Duh pak, maaf.. saya harus masuk sekarang. Saya juga ada ujian pak." Ray.

"Duh.. gimana ya? Bukannya saya ga mau bukain, tapi kamu udah sangat telat." Pak satpam.

"Telat beberapa menit doang pak." Ray.

"Yasudah, saya bukakan. Tunggu sebentar." Pak satpam akhirnya pasrah dan membukakan gerbang untuk Ray.

"Makasih ya pak." Ray langsung berlari menuju ke kelas nya.

Tentu saja kelasnya sudah ada guru. Ray berhenti di pintu dengan nafas tersengal.

"Huh.. bukhh, sayahhh berhasil!" Ray.

"Berhasil apanya?! Kenapa kamu telat?" Bu Dhea.

"Anu buhh.. sa-saya itu.. anu." Ray gugup.

"Sekarang kamu berdiri di tengah lapangan, satu kaki naik dan tangan memegang telinga. Cepet!" Bu Dhea.

"Yah Bu.. saya kan juga harus ujian." Ray merengek.

"Kamu bisa mengikuti ujian susulan nanti pas istirahat. Cepet, kamu kelapangan sekarang!" Bu Dhea.

Ray hanya mendengus kesal dan melangkahkan kaki nya ke arah lapangan. Ia mulai menjalankan hukumannya.

Satu jam kini sudah terlewatkan. Ray pun kini sedang duduk di lapangan. Ia sangat kelelahan. Belum lagi masalah keluarganya.

"Hah.. dari kemarin sial mulu!" Ray berbaring di tengah lapangan yang terik dengan matahari itu.

Tiba tiba cahaya matahari itu terhalang kan karena ada yang menutupinya dari atas. Siapa lagi kalau bukan Ranzie.

"Bangun." Ranzie.

"Ngapain lo kesini? Mau ngeledek gue kan lo?!" Ray.

"Heh, nuduh aja! Gue ngasih lo minum. Ga mau?" Ranzie.

Ray mulai bangun dari tidur nya setelah mendengar kata minum. Ia langsung mengambil botol air itu dari tangan Ranzie. Ia merasa membuka tutup botol itu sangat mudah. Ia segera meneguknya.

Possessive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang