#Cincin

362 19 1
                                    

Happy reading!📚

"Eh, besok mau kemana?" Tanya Ray yang sedang membaca novel nya sambil rebahan di sofa ruang tengah.

"Tadi sebelum pulang anak anak pada omongin buat jalan jalan bareng. Besok kita ke pantai, mantap ga?"

Ray mendengus dan memilih melanjutkan kegiatan membacanya.

"Rayan, gue.." Arthur mengantungkan kalimatnya membuat Ray mengernyit.

"Gue..?"

"Ehm.. gajadi, hehe. Yaudah, gue istirahat duluan ya. Jangan tidur malem malem Ray."

Ray makin bingung dengan sikapnya. Arthur langsung masuk ke kamar tanpa memperdulikan makian Ray atas sikapnya yang sekarang ini.

"Ye.. ngapa lo? Gila? Weh Mike!" Ray hanya menghela nafas kala pertanyaannya tak di acuhkan olehnya.

"Rayan, kamu berantem mulu sama Arthur sih!" Neneknya yang pusing melihat mereka selalu bertengkar pun mengeluarkan suaranya.

"Arthur nya nek.." rengek Ray.

"Udah, sana istirahat. Katanya besok mau jalan jalan."

"Heem, yaudah. Ray ke kamar ya nek.."

Perempuan dengan baju piyama nya itu langsung masuk menuju kamar dan beristirahat.

Matahari pagi menyapa, membuat perempuan itu membuka matanya— ralat, ia tidak bangun karena matahari, tapi karena ada yang membangunkannya.

"Cantik, bangun woi!" Suara Leon.

Mendengar itu, Ray sontak melotot dan lompat turun dari kasur hingga membuatnya terjatuh sebentar.

"Ngapain lo di kamar gue?!" Bentak Ray yang sontak melihat ke arah bajunya.

"Hus..! Rayan, lo mikir apa sih? Mandi sana, temen temen udah ada di bawah."

"Y-yaudah sana keluar! Gua siap siap dulu!"

"Gue mau nunggu di sini." Leon dengan nada menggoda.

"LEON!" Teriak Ray.

"Eh, iya iya bercanda. Gitu aja marah. Yaudah, gue keluar. Jangan lama lama!" Leon sambil menutup pintu kamarnya.

Apa apaan dia? Ranzie nya saja tidak pernah berbuat seperti ini, benar benar keterlaluan. Leon gila!.

Selesai rapih rapih, Ray segera turun sambil terus mengikat rambutnya seperti biasa.

"Sorry gue lama, hehe.." ucapnya cengengesan dan terakhir memberi tatapan kesal kepada Leon.

"Udah siap? Yo lah, langsung berangkat."

Ray melotot kaget saat melihat ada Sonya di sana.

"Sonya? Lo.. ikut?"

"Iya, dia gue yang ajak. Daripada lo cewek sendiri." Sahut Arthur.

"O-oh.. yaudah, yuk berangkat." Ray langsung berpamitan dengan neneknya, dan mereka langsung berangkat saat itu juga.

"Ray, lo di mobil gue ya." Ajak Leon.

"Ish, apaan sih? Nggak nggak, gue di mobil Arthur kok." Jawab Ray dengan kesal.

"Udah lu sama Leon aja, gue mau sama Sonya. Lu dukung kan?" Bisik Arthur.

"Lho tapi.."

"Udah, kalo ga mau lu di mobil gua aja. Kosong kok." Sahut Daniel.

"Terus Henry sama Steven?"

"Mereka ga bawa mobil. Gua suruh nebeng di Leon aja."

"Oh nggak bisa gitu. Status gue di sini lebih penting. Jadi Steven, lo bareng gue sama Daniel. Dan Henry bareng dia." Ray yang terakhir menunjuk Leon.

Possessive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang