#Mega Stefany

2K 91 2
                                    

Happy reading!📚

"Rayan, bangun dek! Sekolah!" Teriak Edward dari dapur.

Merasa tak dapat respon dari adik perempuannya itu, ia pun memutuskan untuk menghampiri nya. Saat ia masuk ke kamar, sudah terlihat Ray yang sedang berdiri di depan cermin dengan seragam sekolahnya.

"Kakak jangan teriak teriak!" Ray dengan suara serak nya.

"Bagus lah kamu udah bangun. Gimana tenggorokan kamu? Masih sakit?"

"Udah mendingan." Ray dengan suara seadanya.

"Cepet turun ya, sarapan." Edward membuat Ray mengangguk cepat.

Setelah membereskan semuanya, ia langsung turun menghampiri kakak kakak nya yang sudah berada di ruang makan. Ada mamah nya juga di sana.

"Lho, mamah udah pulang?" Ray masih dengan suara khas nya.

"Rayan? Suara kamu kenapa?" Mamah nya yang panik pun menghampiri anak perempuannya.

"Dia makan eskrim mah." Edward.

"Maaf mah.. Ray mana tau kalau tenggorokan Ray itu sensitif. Kalo Ray tau, Ray ga akan makan eskrim banyak banyak kok." Ray sambil berjalan ke arah meja makan.

"Kakak ga yakin. Kalau pun kamu tau, kamu pasti tetep makan eskrim." Alex.

"Cara melarang kakak tuh yang salah. Dasar posesif!" Ray mengeluarkan mata sinis nya.

Mereka saling beradu tatapan sinis satu sama lain, membuat mamah nya menggeleng pasrah.

"Cepet berangkat sekolah!" Suruh mamahnya singkat.

Seketika peraduan mata itu berhenti dan mereka langsung pergi berangkat ke sekolah. Selang beberapa menit akhirnya mereka sampai di sekolah Ray.

"Ray, kakak kali ini mohon sama kamu. Kamu denger kata kata kakak.." Alex menjeda omongannya yang kemudian di lanjutkan oleh Ray.

"Jangan makan eskrim! Yeah, i know. Ray sekolah dulu ya." Ray langsung turun dari mobil nya dan segera masuk ke dalam kelasnya.

"Ray, gimana gimana?" Tanya Fanny tiba tiba.

Ray hanya mengangkat sebelah alisnya karena merasa tidak paham.

"Ish, itu lho.. tentang lo sama Ranzie kemarin. Kemarin gue khawatir banget sama lo"Fanny.

Ray hanya mengacungkan jempolnya sebagai jawaban. Ia benar benar tak ingin berbicara kali ini.

"Hah? Maksudnya.. udah baikan?" Maudy membuat Ray mengangguk cepat.

"Huh.. syukur deh. Gue lega dengernya." Fanny menghembuskan nafas lega.

Pelajaran kini di mulai seperti biasa. Anak kelas 10 pun sudah memulai pembelajaran mereka di sekolah itu.

Ray sedari tadi tidak berbicara pada temannya. Ia tak mengeluarkan satu kata pun dari mulutnya itu. Sampai pelajaran ke dua terlewatkan. Kini sudah waktunya istirahat untuk para murid.

"Ray, kantin yuk." Ajak Fanny.

Ray menatap Ranzie dan kemudian memberi kode bahwa ia ingin berbicara dengannya.

"Lo kenapa sih Ray? Dari tadi diem aja." Tegur Maudy membuat Ray tersentak.

Sungguh, ia merasa malu dengan suaranya. Dengan seluruh nyali nya, ia pun berdeham untuk menunjukan suaranya itu.

"Rayan? Suara lo kenapa?" Ranzie.

"Duh.. susah jelasinnya. Yang penting, gue sekarang mau ngobrol dulu sama Ranzie. Boleh ya?" Ray terus memegang lehernya.

Possessive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang