#Janji

1.9K 95 5
                                    

Happy reading!📚

Kini keluarga Ranzie dan keluarga Ray sedang berkumpul di kediaman keluarga Marteen. Sesuai dengan yang Ranzie katakan kemarin. Entah karena apa mereka datang, tapi kali ini jantung Ray berdegup lebih kencang dari biasanya.

Selama orang tua mereka saling mengobrol, Ray dan Ranzie sibuk chattan. Padahal kini mereka berdekatan, tapi mereka hanya tidak mau mengganggu.

Yah, Ray membeli hp baru dan juga mengganti nomornya. Ia benar benar kesal dengan kakak nya. Waktu itu, kakak kakak nya tak sengaja menghilangkannya. Benar benar ceroboh!.

Line

| Ranzie

Woi, ini mau ngapain dah?|
16.30
Read

|Aku juga ga tau Ray. Kemarin
Aku ga ada ngomong apa apa ke bunda
16.30

Gua perlu ngomong sama lo.|
Kita ke kamar gue sebentar
16.30
Read

Setelahnya mereka saling bertatapan dan memberi kode dengan anggukan.

"Mah, Ray izin ajak Deryl main ke kamar sebentar ya"izin Ray.

"Ehm.. aku ikut ya Bun"Ranzie.

"Mau ngapain Ray? Lagi ada tamu lho"

"Sebentar doang kok mah. Deryl katanya mau liat mainan Ray. Ya kan Deryl? Kakak punya mobil remote kontrol lho"

Anak yang tidak tau apa apa ini hanya bisa mengangguk senang dan menarik tangan Ray untuk segera ke kamarnya.

"Yaudah, ayo Ray"Ranzie pun langsung menarik tangan Ray.

Setelah sampai di kamar Ray, ia pergi mengambil mobil remote kontrol yang dulu di belikan oleh kakaknya dan memberikannya pada Deryl.

"Lu beneran ga ada ngomong apa apa kemarin sama bunda?"Ray sambil mengajari Deryl bermain.

"Nggak Ray. Lagian kemarin aku cuma bercanda. Tapi tiba tiba bunda ajak aku ke rumah kamu"jelas Ranzie dengan nada datar nya.

Ray bukan menghawatirkan apa apa, ia hanya takut Ranzie sedih karena tau Ray akan kuliah di Jerman. Karena biar bagaimana pun, pasti ibu mereka membicarakannya nanti.

"Bohong lo. Beneran ga bawa apa apa nih?"

"Aku ga bawa apa apa Ray. Emang kamu mau apa? Cincin?"ucap Ranzie seraya tertawa kecil.

"Apaan sih. Siapa juga yang mau cincin"

"Hah, lu ga mau cincin? Berlian lho"Ranzie tidak berhenti menggoda Ray.

"Dih, sok lo! Mana coba, tunjukkin ke gua"Ray tanpa menoleh sedikit pun ke arah Ranzie.

"Yuk turun, kita omongin sama bunda." Ucapnya membuat Ray membulatkan matanya.

"Eungh..? Sekarang?!"

"Ayo Deryl.."ajak Ranzie pada adiknya tanpa memperdulikan pertanyaan Ray.

Mendengar itu, Deryl yang dari tadi sibuk dengan mobilnya pun menggeleng.

"Mau main!" Rengek Deryl dan tak lama ia menangis.

Possessive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang