#Lulus

2.2K 106 3
                                    

Happy reading!📚

"Mau ngomong apa? Tentang kuliah?"ucap Arthur tiba tiba.

Ray sontak membulat kan mata dan mengerutkan keningnya. Bagaimana dia tau soal itu?.

"Lo tau?"ucap Ray terkejut membuat Arthur tertawa kecil.

"Ya tau lah. Kan gue sepupu lo. Ada apa emang? Lo keberatan?"

"Ya jelas lah gua keberatan"

"Keberatan apa? Keberatan badan?"ucap Arthur sambil tertawa kecil.

"Ish! Gua serius..! Gua ga mau kuliah di luar negri Thur.."keluh Ray.

"Ga papa kali Ray, kan sama gue. Saran gua sih kita ikutin aja apa mau orang tua kita. Kalo mereka maunya ini, fine.. kita turutin"

"Tapi gua ga mau Arthur"ucap Ray sambil menggoyangkan tangan kanan Arthur.

"Kenapa?"

"Ya gua kan takut kangen sama kalian"ucap Ray sembari beralasan dan mengecilkan suaranya saat mencapai kata terakhir.

"Terutama Ranzie?"tebaknya.

"Ehm.. apasih, ga gitu"Ray mengerucutkan bibirnya.

"Kalo misalnya kita berangkat setelah hari pertunangan lo sama Ranzie, gimana?"

"Ma–maksud lo?"

"Terus kalo misalnya setelah kita pulang dari Jerman lo langsung nikah sama Ranzie, gimana? Masih mau nolak lo?"

"Apa sih Thur? Jangan buat gue salting gini dong!"

Arthur tertawa kecil melihat pipi sepupunya mulai memanas dan memerah. Ia lantas mencubit pipi chuby yang terbakar itu. Saat mereka ingin kembali, mereka mendengar pengumuman yang membuat Ray menghela nafas panjang.

"Untuk Rayan kelas 12 IPA, harap ke ruang kepala sekolah sekarang. Terimakasih"

"Ada apaan lagi sih Ray?"Arthur kembali bertanya.

"Huft.. gak tau lah, gue duluan ya Thur"

Ray langsung jalan menuju ruang kepala sekolah. Saat ia masuk ke ruang kepala sekolah, benar saja firasatnya. Yah, ini pasti berhubungan dengan Olivie.

"Permisi, bapak panggil saya?"Ray yang masih berdiri di ambang pintu.

"Oh iya nona Ray, silahkan masuk"

Dengan wajah malas, Ray masuk ke dalam ruang kepala sekolah dan langsung duduk jauh di samping Olivie. Amarah nya sudah memuncak pada perempuan ini.

"Ehm.. jadi begini, saya mendapatkan laporan dari Olivie. Apa benar anda menampar Olivie?"

"Ya benar"jawab Ray dengan santai.

"Memangnya ada masalah apa ya? Gini, kalo memang ada masalah, bisa di bicarakan baik baik nona"

"Sshh, gimana ya..? Saya mau bicarain baik baik, cuman.. dia nya ngelunjak lho pak"

"Apa apaan?! Saya ga ada buat apa apa sama dia pak, tiba tiba dia nampar saya tanpa sebab"Olivie beralasan sambil berdiri dari duduknya.

Ray yang mendengar itu pun ikut bangkit dari duduknya.

"Sudah sudah, Rayan dan Olivie silahkan duduk lagi"suruh kepala sekolah.

Mereka kini duduk di kursi panjang tapi berjauhan. Ray di pojok kanan kursi sedangkan Olivie sebaliknya.

"Jadi, sesuai permintaan Olivie, saya memanggil— "belum sempat kepala sekolah melanjutkan perkataannya, seseorang masuk tanpa mengetuk pintunya.

Possessive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang