#Fight

2.4K 103 3
                                    

Happy reading!📚

Langit biru kini sudah mengambil alih. Ray kini sedang di ruangannya hanya bersama Fanny, Maudy, Jemmy dan Raina. Kakak kakaknya sudah izin pulang untuk melaksanakan kesibukannya sendiri sendiri. Sedangkan Ranzie..?.

Oh, i don't know why!.

"Ray, lo kenapa bisa kecelakaan?" Fanny dengan wajahnya yang amat khawatir.

"Gue ga papa Fanny. Gue juga males ceritanya."

"Ray, Ranzie.. ga ke sini?" Jemmy.

"Gue lagi ada problem sama dia." Ray dengan santainya.

"Tumben lu? Ada masalah apa?" Maudy.

Ray menceritakan semua nya secara detil tanpa sisa. Ia yang mengulang kembali ceritanya, membuatnya kembali merasa bersalah. Ia mulai menggenang-kan air matanya.

"Gue bener bener ga serus ngomongnya waktu itu. Gue.. ga tau gue kenapa waktu itu." Ray khawatir.

"Ya lagian lu goblok si."

"Syttt, Fan!" Omel Maudy.

"Duh.. iya iya. Gue coba telpon deh."

Fanny mulai menelpon Ranzie. Setelah kesekian kalinya, Ranzie tak kunjung mengangkat telpon dari Fanny.

"Duh, ga di angkat!" Fanny.

"Duh.. Ranzie, lu kenapa sih?!" Ray frustasi.

"Coba telpon nyokap nya aja kak." Usul Raina.

Ya! Raina benar. Kenapa ia baru terpikirkan sekarang. Ray segera menelpon bunda Meta, yang tak lain adalah mama nya Ranzie untuk menanyakan keadaannya.

Mama Ranzie pov~

"Ranzie.. kamu mau makan apa? Dari kemarin belum makan?"

Mamahnya itu mengetuk pintu kamar Ranzie yang kini terkunci sangat rapat tanpa cela.

"Aku ga mau makan." Respon Ranzie dari dalam kamarnya.

"Kenapa sama anak itu?" Ucap mamah Ranzie dalam hatinya.

Saat ia ingin meninggalkan ruangan privasi anaknya itu, hp nya berdering dan tertara nama Ray di sana. Dengan cepat, ia segera mengangkat telpon itu.

"Ya halo Ray?"

"Halo bunda. Bun, Ray mau tanya."

"Sama, bunda juga mau tanya sesuatu sama kamu Ray."

"Bunda mau nanya apa?"

"Ranzie, dia ga makan dari kemarin. Dia ngurung diri di kamar nya."

"Duh, Ranzie..! Ehm.. bun, Ray mau ngomong sama Ranzie. Sebentar aja, boleh ga?"

"Bunda sih boleh boleh aja, tapi Ranzie nya ga tau mau atau nggak. Memangnya, ada masalah apa sih Ray?"

"Ehm.. ceritanya panjang bunda. Yaudah, Ray bakal biarin Ranzie tenang dulu deh. Nanti kalo dia udah kembali seperti biasa, bunda jangan lupa kabarin Ray ya."

"Iya sayang, pasti bunda kabarin kok."

"Yaudah, makasih ya bun. Paksa Ranzie supaya mau makan. Bilang, Ray khawatir."

Ray segera memutuskan panggilan itu. Ia langsung melempar hp nya ke sembarang tempat setelah nya ia memegang kepalanya karena pusing.

"Dia bilang apa Ray?" Jemmy.

"Dari kemarin Ranzie ga makan. Gue bener bener takut dia kenapa kenapa."

"Saran gue, lu biarin Ranzie sendiri dulu. Nanti bakal ada saatnya kok lu ketemu lagi." Fanny.

Possessive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang