#Pesan

885 46 1
                                    

Happy reading!📚

"Thur, thank you ya. Ga ada penolakan pokoknya besok lo harus masuk!" Steven.

"Iya iya, besok gue masuk. Kasian juga dia kalo berangkat kuliah sendiri." Arthur yang kemudian mengacak acak rambut  Ray.

"Gue balik ya. Cantik, sorry tadi udah bikin lo—." Omongan Henry terpotong.

"Apa?!" Terlihat Henry mendapat suara sinis khas nya membuat lelaki itu menelan ludahnya.

"Udah, kalian balik sana. Jangan bikin dia jadi monster, ga bakal bisa di jinak-in." Arthur.

"Ehm.. Thur, cepet sembuh ya. Ray, gue balik." Sonya.

"Iya, thank you udah jenguk ya."

"Aduh.. udah sana kalian balik." Usir Ray.

"Selamat malam cantik. Mimpi-in gue ya." Leon membuat Ray bergidik geli.

"Udah udah, balik ga lu!" Lagi lagi di usir oleh Arthur.

"Yaudah Ray, gue balik ya." Daniel pun berpamitan.

"Iya, hati hati ya kalian."

Setelah semuanya sudah pergi, mereka memilih kembali ke kamar masing masing dan beristirahat. Tapi sebelum itu, Ray pergi ke kamar Arthur terlebih dahulu untuk mengantarkan makan malamnya karena tadi neneknya yang minta.

"Nih, makan dulu."

"Tumben lu perhatian sama gua?"

"Beda, kalo perhatian itu, gue yang inisiatif buatin lo makan malem. Tapi kan ini suruhan nenek. Lagian waktu gue sakit kan lo juga gini."

"Oh, jadi kalo ga di suruh nenek lu ga bakal kayak gini hm?"

"Ya nggak lah! Lagian lu juga gitu kok. Udah, sekarang makan. Suhu badan lo udah agak turun tuh. Jangan biarin gue kuliah sendiri lagi besok."

"Siap tuan putri. Udah sana balik, lo juga istirahat."

Ray mengangguk lalu kembali ke kamarnya. Sikap Arthur ke dirinya, mengingatkannya pada Ranzie. Ia masih punya utang cerita kepadanya.

Saat ia ingin menelpon Ranzie, tiba tiba sebuah pesan masuk. Nomor tidak di kenal itu membuat dahinya mengernyit heran. Ia mengirimkan pesan..

| Unknown

|Gua ga akan diem, kalo lo belum mati.
20.35

Drama. Serius! Hidupnya penuh dengan drama. Dan Ray benci itu. Ia sudah tau pengirimnya siapa. Bodoh, licik, argh!.

Tanpa rasa malu, ia mengirimkan satu pesan lagi untuknya. Sebenarnya Ray tidak peduli dengan pesan itu. Tapi, rasa penasarannya memuncak. Ia ingin tau apa yang akan di lakukan oleh sang pengirim pesan drama ini.

|Gua bakal tunggu lo Ray!
20.35

"Respon, jangan, respon, jangan? Ah, gue permainan aja ni orang gila." Ray yang tak kalah liciknya.

Cut! Acting nya bagus.|
Besok drama lo tayang, oke!
20.36
Read

Setelahnya, ia memilih memblok nomor itu dan langsung mem vidcall Ranzie. Tak butuh waktu lama, akhirnya telponnya di angkat.

"Ya ampun, bunda! Aku di telpon bidadari!" Ranzie terlihat berteriak di sana.

"Hush! Ranzie.. kan aku mau cerita." Ray yang di susul tawaan Ranzie.

Possessive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang