#Berubah

3.3K 105 8
                                    

Happy reading!📚

"Kak Ray.."

Tiba tiba terdengar suara yang sempat membuat nya kesal satu hari yang lalu. Raina muncul dari belakang Kevin. Ia menampakkan dirinya sambil terus menundukkan kepalanya.

"Kak, maaf." Raina mengecilkan suaranya.

Jujur, sebenarnya Ray masih sangat kesal dengannya. Karenanya, ia jadi menerima tamparan pertama dalam hidupnya.

Ray hanya menghela nafas dan ikut menundukkan kepalanya.

"Rayan.." Pria yang pernah menamparnya mulai bersuara.

"Huft.." Lagi lagi, Ray hanya menghela nafasnya.

"Maaf, gara gara Raina, kakak jadi kaya gini."

"Bagus lah kalo lo sadar kesalahan." Ray mengecilkan suaranya sambil memalingkan wajahnya ke arah kanan.

"Rayan!—."

Omongan kakak tertuanya yang sepertinya ingin kembali memarahi Ray terpotong setelah menerima tatapan tajam dari adiknya itu.

"Ya yaudah, gue maafin."

"Makasih kak, cepet sembuh ya." Raina tersenyum manis setelahnya.

Tiba tiba, pintu ruangan Ray terbuka secara terpaksa dan menampakkan Ranzie yang tengah panik di sana.

"Rayan! Ray, ada apa? Lu ga kenapa kenapa kan? Aduh.. gue khawatir sama lo."

Ranzie ini benar benar bodoh. Jelas jelas ada keluarga Ray di sana, tapi ia malah bersikap seolah dunia hanya milik mereka berdua.

"Ish! Berisik banget sih, lebay lo!" Ray seolah olah memberi kode bahwa ada keluarganya di sini.

Setelah menyadari nya, Ranzie langsung memasang wajah tidak enak nya.

"Eh.. kak, mah, sejak kapan di sini?"

"Sejak.. Rayan! Ray, ada apa? Lu ga kenapa kenapa kan? Aduh.. gue khawatir sama lo." Alex mengulang kembali perkataan Ranzie.

"O–oh.. maaf, Ranzie terlalu panik sama Ray."

"Perkembangan hubungan kalian sepertinya membaik." Goda mamahnya.

"Huh.. apa sih mah?"

Tiba tiba, Arthur dan papah nya yang tak lain adalah om nya Ray datang ke rumah sakit. Tentu saja, niat mereka untuk menjemput Raina.

"Ray, kamu kenapa lagi?" Om Reza.

"Ray males ceritain nya om."

"Gara gara Raina, Ray?" Arthur.

"Hus! Jangan asal bicara deh. Nggak, ini bukan gara gara Raina kok. Emang gue nya aja yang ceroboh." Ray.

Kakak kakaknya itu tersenyum mendengar respon Ray untuk Arthur. Mereka tidak tau, kini siapa yang salah sebenarnya.

***

Kini sudah malam hari dan menyisakan Ray, Ranzie dan kakak kakaknya. Mamahnya jelas sudah di suruh pulang terlebih dahulu agar tidak terlalu lelah.

"Ranz, kamu ga pulang?" Edward.

"Aku mau temenin Ray di sini kak. Boleh ya Ranzie nginep." Ranzie mengeluarkan mata berbinar–nya.

"Mamah kamu ga nyariin?" Alex.

"Tadi.. Ranzie udah izin duluan, hehe." Ranzie cengengesan.

"Yaudah, kakak ke rumah sebentar ya. Kakak mau liat mama sekalian beresin barang barang kamu." Edward.

Possessive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang