#Bekerja

927 54 1
                                    

~o0o~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~o0o~

Happy reading!📚

Kini Ray sedang berada di kantor papahnya. Sesuai janjinya dengan para karyawan papahnya, ia mengumpulkan semuanya untuk berkumpul di ruang rapat.

"Pertama, saya mau memperkenalkan diri. Nama saya Rayan Arnold Marteen, anak dari pemilik perusahaan ini." Jeda Ray.

"Beliau meminta saya untuk menjadi pengurus perusahaan ini. Jadi, selama ada saya, semua tergantung saya. Paham?"

"Paham nona Ray." Jawab seluruhnya.

"Bantu saya memahami cara mengurus kantor. Mohon kerja sama nya. Silahkan kembali ke tempat masing masing" ucap Ray dengan senyum manisnya.

Merasa paham, semua bubar dari ruangan utama milik papahnya itu. Perempuan itu melihat sekeliling ruangan itu. Ada foto papah dan mamah nya di atas meja itu.

Sepertinya, perusahaan ini sudah tidak di urus lagi oleh papah tepat setelah ia menceraikan mamahnya. Dan.. look, ada foto nya juga di salah satu laci meja tersebut. Ini yang Ray cari. Ia tersipu senang karena itu. Cewe yang menguncir satu rambutnya itu memilih menukar posisi fotonya dan foto yang ada di atas meja itu.

Ia memeriksa beberapa dokumen yang entah apa kegunaannya itu.

"Ini buat apa? Duh, Rayan ga ngerti lagi" Ray sambil menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.

Memilih mengabaikan itu, Ray akhirnya menelpon kakaknya yang dari kemarin susah sekali di hubungi dengan berbagai macam alasan. Oh iya, soal Ranzie? Ray masih belum mau berdebat dengannya, walau Ray tau itu pasti sebuah kesalahpahaman karena wanita licik itu. Ia akan mengurusnya setelah pulang dari kantor nanti.

Ia kini menelpon ke kakak tertuanya. Beberapa saat kemudian, akhirnya kakaknya itu mengangkat telponnya.

"Ada apa tuan putri?"

"Kenapa kalian dari kemarin susah buat di hubungin?" Omel Ray dengan sangat kesal.

"Ya sorry Ray, kakak kalo nggak ada kamu jadinya bosen mulu. Makanya kakak kebanyakan tidur"

"Kawin sana!"

Oke, Ray tidak tau kenapa bisa berbicara sedemikian. Oh, apa responnya nanti.

"Gimana kalo kamu dulu sama Ranzie?"

"Ye, mana bisa. Ray mau selesai kuliah dulu kayak kakak"

"Kakak ga akan nikah kalo kamu ga dateng ke pernikahannya Ray" itu bukan suara Edward, melainkan Alex yang baru masuk ke kamar kakaknya.

"Huh..? Kak Alex! Kak Kev mana? Mamah? Kak Cheryl? Kak Anna? Kak Cindy? Mana mereka?!"

"Heh, semua di tanyain! Kakak cuma berdua sama Alex. Yang lainnya punya kesibukan masing masing"

Possessive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang