CHAPTER TIGA PULUH SATU
PRESIDENT'S ABSENCE
Dahyun membuka matanya yang berat seraya memandang sekeliling. Oh, aku di sini? Dahyun memijat pelipisnya, teringat bahwa semalam dia menangis tanpa terduga di pangkuan Eve dan mendesak agar bisa tidur di kamar Heejung. Dahyun meregangkan tubuhnya dan meringis. Satu tangannya menumpu bawah perut sembari dia berusaha berpegangan pada boks bayi.
"Apakah Mr. President sudah dirawat di Urk?" tanyanya serak.
Dahyun pun berdiri tegap. Sebenarnya dia masih merasa butuh tidur, tapi pagi ini, dia ingin bicara dengan Sekretaris Yui dan Mingyu untuk membahas lauching produk terbaru Nature & Day. Semua itu untuk satu tujuan; menyibukan diri. Dengan mata sepenuhnya bengkak, hidung berair dan dada berat, Dahyun butuh pengalihan pikiran dan bukan melulu soal Presiden Park yang sekarat, Gyeo Selatan yang terombang-ambing atau persaingan sengit menuju kursi kepresidenan.
"Lady! Anda sudah bangun."
Dahyun berbalik. Senyumannya nampak lemah. "Yah, apakah aku bisa sarapan?"
"Tentu saja, kemari," ujar Eve seraya membantu Dahyun berjalan. Setibanya di meja makan panjang, Eve cepat menarik satu kursi dan berhati-hati membantu Dahyun hingga terduduk. "Anda tidak mau diganggu semalaman kemarin, dan Anda mengunci diri Anda di kamar tersebut. Apakah ada sesuatu yang terjadi?"
"Hm, bukan masalah. Aku agak baikan."
Eve tersenyum. "Syukurlah, Anda tidak perlu banyak berpikir, nanti Anda sakit, Lady." Dia bergegas memanggil kepala chef Blue House yang dengan gesit mendorong kereta besi berisikan santapan yang masih mengepul hangat. Dahyun membasahi bibirnya dan memandang makanan demi makanan yang sudah disajikan dengan menarik dan lezat. Meski Dahyun masih teramat putus asa, Dahyun sadar; dia harus tetap sehat dan yah, menjaga Heejung.
.
.
Urk punya fasilitas komunikasi yang maju dan berkembang. Jadi, dia terus memonitor perkembangan Presiden Park dan mengirimkan laporan medis dan juga video khusus untuk Dahyun. Tentu saja, itu jadi berita bagus di waktu pagi. Selain karena mereka mengatakan bahwa kondisi Presiden Park masih terpantau tidak begitu parah, Dahyun pun bisa menatap sosok yang masih berbaring dengan serangkaian peralatan medis tersebut. Tubuhnya lemah bagaikan bayi baru lahir ke dunia, namun Dahyun mengertakkan gigi dan yakin bahwa Presiden Park mampu menghadapi semua itu.
Bukankah harapan adalah satu-satunya yang mereka miliki sekarang?
"Lady, apakah ada keluhan perihal kehamilan Anda? Sore nanti Anda akan bertemu dokter kepresidenan. Nampaknya hari-hari terakhir ini sangat membuat Anda tertekan," gumam Eve seraya membantu Dahyun untuk pindah ke sofa yang lebih nyaman. Sekretaris Min beserta jajaran lain yang sibuk berbincang dengan Profesor Kim yang terpilih menjadi Ketua Himpunan Dokter Khusus untuk merawat Presiden Park.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seduce Mr. President | park jm ✔
FanfictionKim Dahyun terbangun di tubuh orang lain. Tidak hanya itu, dia ternyata seorang First Lady dan merupakan istri dari presiden ternama; Presiden Park. Dahyun berusaha beradaptasi di saat konflik-konflik keistanaan menyerang sekitarnya. Dan satu perta...