Oneshot Bonus Afterstory : Our Honeymoon

528 57 13
                                    

OUR HONEYMOON

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

OUR HONEYMOON

/

[Mengandung spoiler. Bagi yang belum membaca e-book disarankan untuk tidak membaca ini terlebih dahulu cause there are lot things goin on before this. But, if you want, it is completely okay.]

.

.

Jimin mengecup kedua pipiku. Satu tangannya menyanggaku yang nyaman bersandar dengannya. "Apakah mereka terlalu dekat dengan kita?" bisik pria itu dengan cepat. "Apakah aku perlu menyuruh mereka agar memberi kita personal space?"

Aku melirik, mengangkat wajahku sedikit kemudian menyipitkan mata. "Kurasa tidak apa, toh akan berbahaya juga kalau mereka tidak ada." Setelahnya, aku kembali menumpu kepalaku di lengan Jimin dan mendongak. Langit tengah cerah-cerahnya apalagi matahari pun hangat membelai kulit kami. Pantai Seva ini yang terbaik apalagi jika satu pantai disewa khusus untuk kami berdua saja.

Oh, begini enaknya jadi orang penting.

Bahkan setibanya kami di sini, ada banyak sambutan hangat oleh presiden dan pejabat penting Caspia. Aku menikmati waktu demi waktu dan jamuan demi jamuan. Tapi kan tujuan kami kemari adalah untuk bulan madu dan agak canggung terus menerus dikerumuni banyak orang padahal kami ingin lebih dekat.

Jimin mengecup keningku. Kaca mata hitam masih bertengger di hidung mancungnya. Sejauh mata kami melihat ada pantai dengan air jernih kebiruan. Aku ingin sekali tinggal di tempat seperti ini kalau saja aku tidak ingat Blue House dan juga Heejung. "Baby, apakah kita harus ke hotel sekarang? Kau masih mau berjemur?"

"Hm."

"Oke. Biarkan aku oleskan sunblock lagi," katanya.

"Terima kasih, Mr. President."

Jimin tersenyum usil dan bergeser sedikit untuk mengaduk tas kecil kami. Setelahnya, dia pun mulai menekan isi botol itu dan membalurinya di sekitar lengan, pahaku dan ke ujung pergelangan kakiku. Tidak lupa, dia juga membaluri di dekat leherku. "Nah, beres."

"Belum."

"Hah? Apa yang belum? Apakah aku harus—"

"Ini yang belum," kataku kemudian mengerucutkan bibir. Jimin terkekeh singkat, melepaskan kacamatanya dan mendekatkan wajah kami. Entah apa aku jadi lebih manja kepadanya dan jelas ini kurang bagus apalagi kami berada di tempat publik. Meskipun area ini sudah dipastikan aman dengan banyak pengawal presiden, tetap saja, kami seperti terekpos.

"Aku suka bikinimu."

"Oh ya?" kataku seraya menarik wajahku. "Apakah tubuhku menakjubkan?"

"Tentu saja."

Seduce Mr. President | park jm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang