Seduce Me #34

373 70 18
                                    

CHAPTER TIGA PULUH EMPAT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER TIGA PULUH EMPAT

GRAND MEETING

Dahyun meraih kapas kemudian menekan sepanjang garis bekas jahitan tersebut. Sosoknya begitu telaten dan fokus sampai Jimin tersenyum. Selanjutnya, Dahyun pun menunduk, mengganti kapasnya kemudian membersihkan bagian dada Jimin dengan gerakan pelan.

Bermenit-menit berlalu, Jimin tidak melepaskan pandangannya dari wanita itu bahkan untuk sedetik pun. Rasanya seperti sudah berlalu berpuluh-puluh tahun mereka tidak bertemu. Jimin puas karena sekarang ada waktu mereka bersama. Oh ya, perjalanan sampai ke Gyeo Selatan agak dramatis, Jimin bahkan masih tercekik ingatan seram ketika pesawat yang ditumpanginya jatuh. Tapi, sejauh ini, Jimin berhasil mendarat selamat dan menempati Blue House kembali. Dan bersama istrinya. Jimin terus bersyukur. Bagaikan ia sudah diberkahi dengan kehidupan kedua.

"Aw—"

"Maaf, maaf, Mr. President. Aku tidak senga.ja." Dahyun melebarkan matanya ketika mata mereka bertemu dan Jimin justru tersenyum mengejek. Dahyun tergagap. "Apakah kau baru mengerjaiku?"

"Kau serius sekali. Aku jadi tergoda untuk mengerjaimu."

"Itu tidak lucu!" pekiknya. Ketika Dahyun hendak beranjak, Jimin menahannya. Dengan pemandangan pria itu yang belum mengenakan pakaian atas, Dahyun jadi kurang fokus karena bahu atletis serta dada bidang yang tersuguh di hadapannya. Dahyun makin mengutuk betapa dengan mudahnya ekspresi dan pikirannya itu terbaca.

Jimin terkekeh seraya menahan pergelangan tangan Dahyun. Bibirnya terus menekuk naik. "Mau kemana, Nona? Mengapa terburu-buru?"

"Aku sibuk, tadinya aku memanggil dokter saja."

"Ssh." Jimin pun menarik Dahyun sampai akhirnya dia dapat mendekap tubuh Dahyun dan menumpu dagunya di lekukan leher Dahyun. Jimin berbisik. "Aku hanya ingin dirimu."

"Kumohon, ini .. tidak bagus untuk diriku.." Dahyun terus sadar betapa debaran jantungnya kian kacau tidak terkendali. Dahyun sadar dia mungkin akan terus lemah, tidak bisa mengontrol ekspreisnya jika terus dekat dengan Jimin serta segudang daya tarik yang Jimin pamerkan di hadapan Dahyun. Mengapa dia jadi makin seksi akhir-akhir ini?

"Bagaimanapun tubuhku memang yang terbaik."

"Apa maksudnya?"

"Tubuhku. Aku terus menangkap basah kau melihat tubuhku. Kau pasti sudah dengar dari Sekretaris Min kalau aku harus ekstra menjaga kesehatanku pasca operasi dan sembari terapi ini. Jadi yah, aku harap kau terbiasa dengan tubuhku yang kian bugar," katanya kemudian mengenakan kausnya melewati kepala kemudian menutupi otot perutnya. "Nah, kita bisa pergi sarapan sekarang?"

.

.

Dahyun akan terkesan berbohong kalau mengatakan suasana Blue House hangat dan menyambut mereka dengan baik. Faktanya, setelah kembalinya Presiden Park orang-orang jadi serba takut untuk melayani atau memberikan sesuatu kepada pria itu. Dahyun menyadari mereka semua pasti sudah dibekali dengan pengetahuan perihal kondisi Presiden Park yang baru, tapi tetap saja, raut gugup serta cara bicara mereka yang agak kaku terus tertangkap Dahyun. Wanita itu menoleh ke arah Sekretaris Lim singkat. "Apakah aku harus ke kantor hari ini?"

Seduce Mr. President | park jm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang