Seduce Me #25

326 67 12
                                    

CHAPTER DUA PULUH LIMA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER DUA PULUH LIMA

CRISIS POINT

Aku bangun sendirian. Ketika menengok jam yang terpasang di dinding, Dahyun terlonjak panik. Mengapa tidak ada yang membangunkannya? Buru-buru dia meraih jubah tidurnya seraya berjalan keluar kamar. "Apakah penerbangannya diundur jadi pagi ini? Mengapa tidak ada yang bangunkan aku?"

"Maaf, Lady. Anda tidur sangat nyenyak, dan saya tidak sanggup membangunkan Anda. Pesawat Presiden Park sudah berangkat dua jam lalu tepatnya tengah malam ini."

"Apa?!" Dahyun terhuyung kemudian menyandar di dekat dnding. Melihat reaksi itu, Eve buru-buru endekat tapi Dahyun menahannya. Segaris kekhawatiran terpasang lekat di wajah kaku tersebut. Dahyun meneguk ludahnya. "Mengapa meninggalkan aku.." Suaranya terputus meninggalkan sejumlah pertanyaan. Dahyun menekuk wajahnya lantas terduduk di sofa terdekat. Akhir-akhir ini perutnya makin tidak karuan—apalagi dengan rasa mual di lidah yang bercampur jadi asam, diperparah dengan pegal di bagian-bagian tertentu tubuhnya. Seakan tidak cukup, Dahyun cepat letih dan merasa kakinya rapuh.

"Lady, Anda tidak perlu pikirkan. Anda harus fokus kepada kesehatan Anda," gumam Eve pelan,

"Tapi aku mau ikut! Mengapa dengannya?" Dahyun mengerang sengit. "Dia bilang aku tidak boleh jauh darinya, dia juga meminta aku terus ikut. Tapi apa? Dasar labil." Dahyun mungkin akan memasang tameng kuat sepulangnya Presiden Park dari Beafrn. Dahyun tidak akan luluh meski Presiden Park membujuk atau membelikan hadiah. Ini sudah final! Dahyun melipat tangan di depan dada.

"Permisi .."

Keduanya terlonjak. Dahyun memandang ke arah pintu paviliun dengan mimik kebingungan. Ini hampir dni hari dan mengapa ... Dahyun bangkit meski harus dibantu Eve karena masih setengah linglung. Nyawanya seakan masih tersangkut di ranjang. "Ada apa?"

"Pesawat Air Force One yang ditumpangi Presiden Park." Suaranya agak goyah. "Hilang dari radar kami."

.

.

Presiden punya kendaraan pribadi meliputi mobil kepresidenan, jet tempur, tank baja, kapal selam, helikopter dan pesawat. Presiden sebelumnya bahkan menggunakan uang rakyat untuk membeli kapal pesiar serta yatch khusus anggota keluarganya. Seorang presiden diamanatkan untuk menjaga semuanya karena mereka juga aset negara yang di kemudian hari digunakan untuk urusan negara, seperti perjalanan dinas, mengantarkan tamu penting negara, membawa pejabat dan jajaran menteri, bahkan dapat membawa tentara khusus ke tempat yang menjadi markas darurat. 

Semuanya punya ruang kendali yang tersebar di tempat-tempat strategis pusat kota, termasuk dekat bandara Gyeo Selatan. Menara tinggi di bangunan Timur menjadi satu tempat yang dihuni banyak teknisi, ilmuwan serta orang-orang penting yang namanya hanya diketahui oleh pihak presiden dan staf presiden. Mereka dibayar tinggi, mendapatkan tugas penting serta mengawasi tiap-tiap kendaraan tersebut, termasuk untuk meremajaan, perbaikan dan perawatan rutin. Ada sejumlah sertifikasi rumit untuk bergabung dan juga latar belakang militer yang kuat. Ada mantan jenderal, kolonel dan mayor yang akhirnya bergabung di pusat kendali. 

Seduce Mr. President | park jm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang