Seduce Me #3

929 147 25
                                    

CHAPTER TIGA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER TIGA

THE BEST GIFT IS YOU

"Selamat datang, Mr. President and Mrs. President."

Di dekat lobi luas, mereka pun disambut rombongan yang sudah tersenyum dan membungkuk sopan. Presiden Park berjalan gagah seperti biasanya, balas menyambut mereka serta bercengkrama singkat dengan Ketua Dewan, si pria setengah gemuk yang punya senyuman kekanakkan. Sedangkan, di belakangnya, Dahyun agak tertinggal saking sibuknya menggerutu. Bodoh, mengapa bisa tertidur tadi? Bayangkan, Dahyun sudah tidak takut mati, dia justru lebih takut kalau dia tertarik kembali ke tempat asalnya, wujud lamanya dan terparah .. lingkungan asalnya. Bukan berarti dia tidak rindu Mina dan soju, tetap saja, di sini ada jaminan Dahyun punya tempat bernaung, makanan yang cukup dan pengawal setia yang terus memandunya tanpa lelah.

"Di sebelah sini, Mrs."

Dahyun mengangguk canggung, tersadar bahwa mereka sudah agak tertinggal beberapa langkah di belakang sosok yang sudah menjadi suaminya. Dahyun tetap terkagum bagaimana punggung tegak berbalut jas itu nampak serasi dan cocok di beberapa pemandangan di sini. Presiden Park mungkin sudah berumur, tapi tidak setua itu kok, dia malah lebih mirip model-model yang wajahnya jadi idaman para ibu muda, dan kerap mondar-mandir di beberapa halaman penting majalah gosip dan bisnis. Tidak hanya itu, pinggang ramping, punggung serta bahu kokoh semakin menunjang penampilannya dalam beberapa saat. Kau mungkin punya tokoh Manhwa kesukaan kan? Yang kerap muncul dalam balutan jas formal warna hitam serta kemeja putih polos? Yah, dia sebelas dua belas dengan itu. Apalagi, dengan tungkai-tungkai yang ramping nan panjang. Wah, para gadis sudah pasti akan mengidolakannya. Ckckck.

"Ini hadiah untuk Anda karena sudah berkunjung." Di dekat aula rapat justru satu ruangan terbuka dan di dalamnya sudah dihias bersama dengan meja panjang dengan renda-renda warna pastel. Bukan itu saja yang menyihir Dahyun, tapi beberapa makanan yang mengisi meja panjang tersebut.

"Cokelat?"

.

.

Tiap orang pasti punya obsesi absurd, kan.

Kim Dahyun punya. Dia dan cokelat sepertinya jodoh tidak terelakkan. Bahkan sejak kecil pun, hobinya menguntil cokelat di satu kedai dekat rumah lama mereka. Memang, seharusnya lebih untung menguntil makanan lain yang dapat dijual lagi atau bahkan menguntil barang yang lebih "berharga" tetapi obsesi Dahyun akan cokelat sudah mendarahdaging. Menurutnya, terbekatilah seluruh umat manusia karena menemukan serta dapat mengolah cokelat hingga jadi santapan lezat.

Matanya berbinar penuh, langsung saja dia mengabaikan Presiden Park dan Ketua Dewan yang masih melangkah santai menuju ruang rapat. Justru, Dahyun sudah termanjakan akan barisan hidangan yang membuatnya ingin meneteskan air liur. Santapan makan siangnya beberapa waktu sudah lenyap, digantikan rasa lapar. Beberapa chef pun turut menyambutnya. "Selamat siang, Mrs. President. Apakah ada yang Anda ingikan kami akan mengirimkannya ke ruangan Anda dan Mr. President sesegara mungkin."

Seduce Mr. President | park jm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang