Seduce Me #19

474 79 24
                                    

CHAPTER SEMBILAN BELAS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER SEMBILAN BELAS

BETWEEN REALITY AND FEVER DREAM

Tepat di sayap kanan Blue House terdapat galeri luas. Bangunan itu nampak terpisahkan dan jarang dikunjungi langsung oleh Presiden Park, tapi cukup menarik perhatian Dahyun yang siang ini memang diharuskan mengosongkan jadwal. Seharian kemarin, kondisinya sempat memburuk apalagi dengan keadaan dirinya yang tidak mau makan, sampai Eve harus membujuk berkali-kali. Dahyun pun merasa bosan karenanya, apalagi sejak pagi dia hanya tidur-makan-mengulang lagi-tidur lagi-diperiksa dan sebagainya. Jadilah dia meminta untuk diajak berkeliling, dan yang menarik adalah wilayah galeri tersebut.

Jendela-jendela kaca besar menyambut Dahyun, membuat sinar matahari menyorot masuk layaknya lampu besar. Sementara itu, beberapa furnitur terbuat dari kayu mahal yang dipernis cantik. Tidak hanya itu, beberapa bingkai besar langsung menyita perhatian Dahyun yang berjalan dengan mulut masih terbuka. "Apa ini?" Matamya melebar karena patung tinggi tersebut.

"Ini adalah Presuden Pertama Gyeo, Myun Hyeso. Dia yang pertama kali mencetuskan pembangunan beberapa jalan dan jembatan besar. Tidak hanya itu, dia juga dijuluki Bapak Pendidikan karena sumbangsi besarnya dalam memajukan sekolah-sekolah, tidak hanya di pusat perkotaan tapi juga di beberapa desa terpencil di Gyeo ini," jelas Jungwoo, yang merupakan pemandu galeri tersebut.

Mereka bergeser, mendapati ada beberapa kotak kaca dengan berbagai perlengkapan di dalamnya. Ada foto, lencana, tanda kehormatan lainnya, serta beberapa tulisan dan piagam penting. Dahyun terus mengamati dan sesekali membaca keterangan yang tertera di sana. Dahyun tidak pernah pergi ke museum, jika itu ada di jadwal tur sekolah, sudah pasti dia tidak pernah diizinkan ikut. Selain karena membutuhkan biaya transportasi, dan dalam satu hari bisa saja ke beberapa museum (ibi akan bilang itu pemborosan uang), Dahyun juga kurang tertarik dengan hal-hal semacam sejarah ini.

Dia bergeser, dan baru menyadari bahwa kotak kaca itu berjejer teratur sesuai dengan masa pemerintahan presiden. Karena setelah presiden pertama tadi berururan selanjutnya presiden kedua, ketiga, keempat, kelima sampai ke tujuh belas di mana terdapat kotak kaca yang terlihat sama menariknya. "Ini .."

"Itu milik suami Anda."

Dahyun mengangguk dan menundukkan wajahnya. Di dalam sana terdapat foto Jimin dalam seragam militer (wajahnya terlihat muda dan sangat serius dengan potongan rambut cepak), foto saat pengangkatannya di Blue House, beberapa foto lain saat dia berjabat tangan dengan beberapa orang dengan lencana khusus. Tidak hanya foto, ada pula piagam penghargaan, surat usang, jam saku, kemudian mendali emas yang menyilaukan mata. Dahyun tertegun, dia terus membaca keterangan yang tertulis di sana dengan seksama. Dia keren. Tampan tapi juga keren. Dahyun tanpa sadar menarik senyumannya.

"Sejujurnya, Presiden Park yang meminta agar galeri ini terus diperbaharui dari waktu ke waktu. Selain karena tempat iini memuat informasi penting, para pengunjung yang juga tertarik untuk mengetahui beberapa sejarah Gyeo. Beliau sangat setuju dengan perbaharuan yang lebih mendetail dan seksama."

Seduce Mr. President | park jm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang