CHAPTER LIMA BELAS
MASTER PLAN
Dahyun sudah mencamkan baik-baik dalam kepala;
1. Jangan rapuh.
2. Jangan ragu.
3. Jangan menunjukkan bahwa dia takut.
Ketakutan itu serupa kawan yang berupa benalu. Mungkin "kawan" itu nampak akrab dan menempel erat, tapi siapa yang tahu akan menyerang kapan? Dahyun punya banyak ketakutan sampai rasanya mencecap sesuatu terasa pahit layaknya racun. Hanya saja, dia tidak mau terkurung dengan ketakutan terus menerus, bukankah tidak baik untuk takut, takut, takut dan khawatir sampai seperti tercekik? Satu hal yang dipelajari saat ini yakni terus hidup. Terus bergerak. Apalagi, Dahyun punya sumber energi baru—bayinya. Mungkin terlalu dini untuk mengklaim atau punya ikatan yang teramat erat. Dahyun sadar, mungkin ini terlalu cepat untuk merasa sebahagia ini. Tetapi, ia merasa utuh, sepenuhnya. Bukan berarti perempuan yang tidak bisa hamil tidak utuh. Menurutnya, semua keutuhan itu punya versi masing-masing. Untuknya, tetap hidup, punya bayi bersamanya adalah satu keutuhan versinya sendiri. Dahyun selalu sendiri. Terlepas dari adanya Mina dan Minjoo, mereka juga kan punya keluarga di mana mereka kembali. Sedangkan Dahyun? Ibu nyaris mencampakkan dan untuk berharap kepada pria yang terpaksa dia sebut "Ayah" ah rasanya lidahnya kelu, Tidak, akan terdengar seperti olokan jika memanggil sosok berandalan itu "Ayah" dan terlalu tidak cocok untuknya.
Dahyun tersenyum sinis, kemudian dia pun turun dari mobil. Di lobi, Dahyun kembali disambut. Presiden Park sempat berdebat sengit di meja makan waktu sarapan tadi. Presiden tidak mau sampai Daehyun atau "dirinya" kembali sibuk dengan pekerjaan. Dia juga melarang adanya jam lebur atau semacamnya yang menuntut waktu dan tenaga berlebihan. Apalagi, infeksi di lambung Dahyun pun masih jadi perhatian serius mereka. Meskipun untuk sekarang konsumsi obat dihentikan dahulu, Dahyun tetap harus menjaga kesehatan serta pola makan, istirahat dan emosinya juga.
CONGRATULATION, CEO HAN!
Dahyun terkesiap singkat mendapati di lantainya tersebut seluruh pegawai sudah menyambut, dengan senyuman, kue besar bertingkat warna merah muda, putih susu dan juga ungu yang bertumpuk indah, sedangkan di belakang mereka papan penuh hiasan mengalihkan perhatiannya sewaktu keluar dari lift eksekutifnya. "Oh?"
"Selamat datang, Nyonya Han!"
"Selamat atas bayi pertama Anda."
"Silakan, ini kue Anda. Maaf hanya seadanya.."
Dahyun terkejut menerima beberapa buket bunga besar dengan warna yang menggugah kemudian mereka pun berfoto bersama. Ia diminta untuk memotong kue tersebut, beberapa pengawalnya nampak menahan siapapun yang hendak mendekat. Hanya saja, Dahyun tersenyum dan mengisyaratkan anggukan singkat, tanda tidak masalah.
Sekretaris Yui turut hadir dan tersenyum sumringah. "Selamat, Nyonya Han. Saya sangat bahagia mendengarnya. Ini kabar yang sangat baik dan senang Anda sudah kembali. Apakah Dokter Presiden mengatakan sesuatu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Seduce Mr. President | park jm ✔
FanfictionKim Dahyun terbangun di tubuh orang lain. Tidak hanya itu, dia ternyata seorang First Lady dan merupakan istri dari presiden ternama; Presiden Park. Dahyun berusaha beradaptasi di saat konflik-konflik keistanaan menyerang sekitarnya. Dan satu perta...