Seduce Me #12

517 96 16
                                    

CHAPTER DUA BELAS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER DUA BELAS

MAKE YOU STAY

Aku takut mati..

Tidak, aku takut kembali ke tubuhku tanpa sempat mengucapkan selamat tinggal.

Dahyun tercekat kemudian membuka perlahan kelopak matanya perlahan-lahan bagaikan ia serapuh kelopak mawar. Napasnya masih terasa tersengal-sengal sedangkan matanya agak berkunang, tidak fokus.

"Lady, Anda dapat mendengar saya?" Ada sorot senter ke dekat mata Dahyun tapi Dahyun tidak bergerak ataupun bereaksi dengan cepat. "Anda ..."

"Aku .." Dahyun terkesiap kemudian memandangi sekitarnya. Jimin maju untuk mendapati Dahyun sudah menatapnya berkaca-kaca.

"Hei, tenang..."

Dahyun sudah mengangkat satu tangannya kemudian menyentakkan sisi jas Jimin. Sejenak, Jimin menoleh ke sekitar kemudian memberikan isyarat anggukan. Beberapa orang termasuk para perawat yang tadi berjaga dan memeriksanya undur diri seraya menutup ruang inap tersebut hati-hati. Jimin meraih tangan Dahyun yang masih meremas sisi jasnya. Ia pun duduk setelah menarik satu kursi terdekat.

"Masih pusing? Dokter bilang kau kelelahan dan dehidrasi. Apakah acara launching-nya sangat ramai dan berlangsung sampai larut malam? Mengapa memaksakan diri?" desaknya, kemudian mulai mengusap sisi wajah Dahyun. "Aku bilang jangan terlalu lelah, ingat?"

"Maaf."

Jimin menggeleng. "Aku sangat khawatir denganmu. Tadi, saat mereka bilang kau dilarikan ke rumah sakit .. aku sangat panik, bahkan aku pikir aku harus berlari ke sini untuk melihatmu. Untung saja, mereka bergegas mengantarkanku kemudian kau pun sadar."

Dahyun menutup matanya beberapa saat. Mimpi apa tadi? Mengapa mengerikan begitu? Dahyun masih tersentak karenanya. Sebenarnya, dia jarang bermimpi yang macam-macam. Sejak menempati tubuh Han Daehyun, ia bahkan tidak ingat pernah bermimpi apa saja; tapi mimpi tadi sejelas dia bernapas dan terasa sampai menembus kulitnya. Bagaimana dia terjatuh di danau, kegelapan yang pekat kemudian degung mesin pembaca detak jantung yang bervibrasi di dekatnya. Ini seperti mimpi yang melayang-layang. Bagian terhoror dari itu semua adalah wajah Presiden Park yang memudar kemudian gagal tergapai olehnya. Dahyun merasakan matanya terbakar, kemudian air mata mengalir di sudut matanya, mengejutkan Jimin.

"Dubu-ya, mengapa menangis?" tanyanya, agak panik. "Hei, apakah aku terdengar kasar?" katanya. Sesaat Dahyun kembali membuka mata dan menatap Jimin dengan air mata masih mengalir, Jimin mendekatkan wajahnya seraya menghapusnya dengan ibu jari.

"Aku .. takut .." rintihnya lemah.

"Takut apa?"

"Takut .. pergi."

Jimin menggeleng kuat. Ia meraih sapu tangannya untuk menghapus jejak air mata, sedangkan Dahyun tetap menangis di tempatnya berbaring. "Tidak akan ada yang pergi, apa maksudmu, hm? Aku akan di sini, kau juga. Apakah ada yang menganggu pikiranmu sekarang?"

Seduce Mr. President | park jm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang