Seduce Me #18

525 85 15
                                    

CHAPTER DELAPAN BELAS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER DELAPAN BELAS

BLUE & GREY EVERYWHERE

Dingin. Dahyun tidak berhenti mengusap sepanjang lengannya di waktu pagi. Teh hangat terasa tidak hangat untuknya apalagi setelah laporan tersebut—Kim Dahyun tercatat sebagai pasien di satu rumah sakit Bundang. Dahyun meremang dan tercekat napasnya sendiri; apakah separah itu? Karena dia yang tenggelam? Seharusnya, Dahyun tidak lagi pikirkan tubuhnya di sana, tapi, bagaimana pun, tubuh itu yang bersama dengannya sejak dia lahir. Masih ada kenangan yang terasa bagai pelukan hangat bagaikan film yang terus terputar di kepala—tawa, tangis, dan segelintir memori yang berkedip-kedip lemah.

Aku mungkin sekarat di sana.

Dahyun menyeka air matanya tepat saat Sekretaris Yui masuk dan membungkuk. "Maaf menganggu Anda, Nyonya. Anda akan bertemu dengan tim penanggungjawab nanti."

"Mereka setuju?"

"Tapi bukankah ini agak ekstrem? Maksudnya, dengan pergi .. maksudnya meliput ke sana .. itu bukan tindakan yang akan membuat citra perasaan kita membaik. Akan ada banyak penilaian dan juga tanggapan miring."

"Aku ingin menunjukkan bagaimana dedikasi kita untuk mereka. Toh ini masih bagian dari Gyeo. Ini masih bagian negara kita."

"Tapi berbahaya, Nyonya Han. Dengan datang sekarang .."

Dahyun mengepalkan tangannya dan bangkit. "Oke, lebih baik kita bicarakan dahulu." Ia meraih mantelnya dan terhenti sebentar. Setidaknya, aku akan berusaha dengan baik di sini. Dahyun agak merasa bersalah dengan tubuhya itu, atau bahkan Han Daehyun. Entah untuk apa (karena menempati tubuh ini, atau karena begitu serakah mengharapkan limpahan kasih dari Park Jimin yang seharusnya orang asing untuknya) dia hanya merasa dadanya terasa berat nan sesak.

.

.

Presiden Park meringis dalam kemudian meminta mereka menutup kembali kantung mayat tersebut. Tadi malam sudah ada lima pemuda yang kembali diserang dengan brutal, dan keluarga mereka tengah diungsikan karena rumah yang lagi-lagi dibakar dengan bengis. Presiden Park mengeryitkan hidungnya dan menghela napas panjang. Ini bukan hanya pukulan untuk mereka, tapi pukulan telak untuknya. Rasanya pencopotannya terasa dekat dan dia tidak tahu apa yang dilakukan untuk maju dan menjadi orang kebanggaan mereka lagi. Presiden Park menepi untuk mengecek beberapa posko dadakan, tenda hijau memanjang dengan ranjang lipat. Beberapa anak kecil nyaris mendekatinya kalau saja tidak ditahan oleh pengawal bertubuh besarnya. "Biarkan .." katanya singkat dan berinisiatif untuk maju. Ia membungkuk ke hadapan beberapa anak yang menatapnya dengan penuh minat. "Hai, aku. ."

"Presiden!"

"Mengapa kau di sini?'

"Kau punya tubuh tinggi."

Seduce Mr. President | park jm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang