Seduce Me #21

446 64 13
                                    

CHAPTER DUA PULUH SATU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER DUA PULUH SATU

DEPEND ON YOU

Presiden Park sadar betul bahwa setiap kepergian menuju Urk pasti penuh drama. Dahulu, Daehyun kerap sinis dengan negara yang menurutnya agak mencurigakan tersebut apalagi Urk punya banyak kendaraan perang, termasuk pesawat tempur terbaik. Tidak hanya itu, Urk pun makmur dari sektor perdagangan dan sektor pariwisata di saat Daehyun enggan untuk sekadar menginjakan kaki di sana. Pernah sekali dia akhirnya menemani Presiden Park, tapi itu pun diiringi dengan berbagai keluhan termasuk Daehyun yang tidak terbiasa dengan negara yang mayoritas penduduknya adalah para nelayan, petani serta pedagang dari berbagai latar belakang keluarga. Daehyun juga enggan untuk sekadar keluar dari penginapan khusus mereka, dan hanya muncul saat ada acara tertentu.

"Aku hanya tidak cocok saja di sini. Kadang terlalu terik, kadang terlalu lembab dan kadang gersang juga. Aku juga tidak paham mengapa," katanya dan mulai membalur tubuhnya dengan moisturizer. Daehyun menepuk-nepuk wajahnya dengan sun screen nya sebelum akhirnya berjalan ke ruangan lain untuk mengecek pakaiannya. Itu sudah lumrah; mendengarkan keluhan Daehyun. Terakhir pun saat kepergiannya ke Urk, Daehyun nampak berat melepaskannya bahkan cenderung akan mendiamkannya. Sampai pada kepulangannya, Daehyun menyambutnya dan mereka bercinta habis-habisan—Presiden Park takkan lupa itu.

Sekarang, Presiden Park sudah bersiap dengan keadaan Daehyun yang hamil mungkin sang istri akan punya permintaan yang tidak biasa. Jadi, dia sudah meneguhkan diri. Sebenarnya, dia sangat senang karena Daehyun menerima saran nama darinya dengan respon positif. Tidak hanya itu, Daehyun bahkan mengatakan itu sangat cocok dan manis. Apakah dia sungguh-sungguh? Presiden Park ikut lega dan melewati berbagai pertemuan dengan hati ringan.

"Ya sudah pergi saja," katanya enteng. "Minggu depan aku akan periksakan kehamilanku dengan Dokter Josh. Aku tidak tahu, tapi semoga kau segera pulang saja."

"Aku seharusnya menemanimu.."

Dahyun menggeleng. "Aku bisa sendiri toh ada Eve dan Sekretaris Lim, mereka akan menemaniku. Jadi, jangan menekan dirimu dan fokus saja bekerja." Jimin sontak cemberut. "Aku toh tidak merasakan nyeri atau apapun. Semuanya aman sejauh ini." Dahyun mengelus perutnya dan bersandar nyaman. Mungkin karena efek lilin-lilin aroma terapi yang sengaja dia nyalakan saat mandi tadi jadi perasaannya berubah tenang.

Presiden Park beringsut mendekat dan duduk di sisinya. Pria itu menelengkan wajahnya serius. "Apakah kau tidak akan merajuk kepadaku? Aku akan pergi ke Urk .. biasanya kau akan memprotes.."

"Begitu? Untuk apa?" sahutnya. "Toh ini kan penting untukmu. Presiden Urk hendak menegosiasikan bantuan untuk perbatasan kan? Itu luar biasa, titip salamku kepadanya dan maaf aku tidak dapat mendampingimu atau mengunjungi mereka."

Jimin terlonjak. "Kau bilang dia mirip dosenmu yang mengesalkan."

"Wah? Serius?"

Jimin mendelik. "Apakah ada sesuatu di antara kalian?" tanyanya dan Dahyun langsung tergelak. "Apakah kalian diam-diam berbicara di belakangku? Sungguh? Pertemuan macam apa.."

Seduce Mr. President | park jm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang