Seduce Me #5

809 132 9
                                    

CHAPTER LIMA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER LIMA

SOMETHING ABOUT YOU

Dom Pérignon Rose Gold 1996 nampaknya tidak membuat Ibu Presiden Park puas. Begitupun hidangan Foie gras dengan crusty bread justru seperti makanan murahan di matanya. Dahyun sudah dapat menebak karakter wanita dengan rahang tegas serta tatapan tajam menusuk tersebut. Jujur saja, Presiden Park sepertinya mewarisi tatapan yang nampak menghanyutkan serta mengintimidasi, persis seperti yang wanita itu miliki. Sejak kedatangannya sampai di meja panjang ini, Ibu suaminya itu nampak tidak begitu senang dan terganggu.

Apakah hubungannya dengan Daehyun seburuk itu?

Dahyun menghela napas, berusaha menjaga gerakan tangannya kemudian memotong hati-hati daging lembut tersebut. Dia tidak pernah memakan sajian semewah ini, jujur itu membuatnya jadi takut bahwa lidahnya jadi kaget; oh, mungkin tidak karena ini juga bukan lidahnya. Mungkin akan cocok. Dahyun nyaris memekik karena rasa asing yang masuk ke mulutnya, namun dia berdeham samar. Tidak ada pembicaraan di meja makan agung itu. Hidangan-hidangan sama matinya dengan orang-orang yang duduk di sana. Mungkin Dahyun yang hanya berekspresi karena makanan di depannya. Mungkin, itu yang menjadi mencolok sekarang.

"Apakah ada sesuatu?"

Dahyun menggeleng dan tersenyum sungkan. Kalau tahu begini, seharusnya dia menghindari saja makan malam. Setelah waktu menyiksa itu berlalu, akhirnya Dahyun dapat bernapas. Tadi, dia seperti makan di jamuan terakhir di hidupnya. Mengerikan. Mengapa dengan semua orang ini?

"Bisa kita bicara?" Tanpa terduga, Ibu Jimin justru menoleh singkat kepadanya seraya bangkit. Dia sepertinya tidak suka dengan bantahan, dan Dahyun agak gugup karenanya. "Aku ingin bicara denganmu," tegasnya.

"Oh, oke.." Dahyun memandang Jimin singkat seraya mengekori wanita bergaun hitam itu. Mereka keluar dari area ruang makan besar dengan pilar-pilar serta hiasan emas itu. Dahyun mengatur jarak di belakang, takut-takut dia akan menabrak tanpa sengaja punggung Ibu Jimin.

"Jadi, bagaimana kabarmu? Aku dengar kau akan membuka cabang di Bangkok."

"Um, yah.. itu baru rencana."

Ibu Jimin mengangguk. "Tapi aku dengar kau mendapat masalah dengan pemerintah di sana. Mungkin ada yang akan membantu tapi iuran pajaknya memang tidak masuk akal kan?" Dia pun berbalik, wajahnya masih serius tadi. "Kau akan melanjutkannya?"

"Um, aku akan mendiskusikan dengan timku. Bagaimana pun, di sana punya peluang yang bagus .." Dahyun ingin merutuki dirinya—bicara apa sih aku ini? "Bagaimana dengan kabar Anda, Nyonya?"

Ibu Jimin menghela napas, kembali memimpin jalan. "Biasa saja, sejak suamiku terjun aktif di partainya dan dewan, aku jadi bosan. Mungkin aku juga ingin berbisnis sepertimu tapi belum terpikirkan. Toh, aku juga tidak tahu apa yang aku inginkan selain berada di rumah. Hm, semuanya serba mudah sekarang."

Seduce Mr. President | park jm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang