CHAPTER TIGA PULUH LIMA
DAY OFF
Hampir mustahil untuk presiden Gyeo Selatan mendapatkan jatah libur. Bahkan Tahun Baru, Natal, dan perayaan besar lain, sosok itu terus berkutat di ruangan Blue House. Untuk ukuran presiden, mendapatkan waktu untuk berleha-leha nampak terdengar tidak etis—urusan kenegaraan tidak dapat menunggu dan harus terus dikerjakan. Namun, Presiden Park baru saja pulih. Menilik kondisinya sekarang, dia setidaknya punya jadwal penting yakin menemui mertuanya yang sudah lama sekali tidak bertemu. Makan siang bersama mungkin tidak akan menganggu jadwal padatnya, toh dia sudah mengerjakan lebih banyak hal sehari sebelumnya dan mereka masih bersiap untuk menunjuk Wakil Presiden baru, Sekretaris Min sudah menyatakan Presiden Park punya sekian jam untuk duduk dan mengobrol seraya melepas rindu dengan dua sosok itu.
Dan Jimin ingin melihat Dahyun bahagia, setelah sekian waktu yang cukup lama tidak berkumpul dengan orang tuanya. Apalagi mereka punya Heejung sekarang, menambah kebahagiaan yang mereka miliki.
"Hm..."
"Kau sudah bangun?" Jimin agak bergeser kemudian mengusap sisi wajah wanita itu. "Tidur dengan nyenyak?"
"Begitulah." Dahyun membuka matanya dengan berat. Malam kemarin rasanya seperti berada di neraka karena dia perlu mencoba beberapa gaun mewah yang disiapkan secara ekslusif untuknya. Dahyun yang biasanya jarang kelelahan akhirnya berhenti menjajal deretan gaun itu, toh ini kan makan siang biasa! Mungkin makan malam biasa dan orang tuanya pasti terlalu lelah karena perjalanan udara mereka daripada menilai penampilan putri mereka. Dahyun agak gugup jika mereka menyadari ada yang "berbeda" dari putri mereka, tapi entahlah, toh dia akan berusaha segiat mungkin menunjukkan dan berpura-pura seperti Han Daehyun. Semuanya harus berjalan sempurna, apalagi Dahyun sudah berada di tubuh Daehyun, hidup bagaikan Daehyun, bersikap layaknya Daehyun sejauh ini. Bukan hal baru 'kan?
Jimin tersenyum dan kembali membaringkan kepalanya di atas bantal. Menjabarkan perasaan ini sebagai "senang" tidak pernah terasa pas. Pria itu bahagia, bersyukur dan terus merasa utuh. Tiap hari, perasan cintanya jadi tidak terbendung lagi.
Dahyun memekik ketika Jimin menaruh tangannya di atas perut Dahyun dan mengusapnya lembut.
"Aku akan pergi ke Beafrn dan Urk lagi. Mungkin minggu depan atau dua minggu dari sekarang..."
Suaranya terdengar menggantung, Dahyun pun melipat bibirnya dengan mimik serius.
"Tapi kau tidak perlu khawatir, sekarang semuanya akan aman."
"Aku .. aku tidak bisa memprotes, Mr. President. Pastikan saja kau mendarat dengan selamat dan .." jangan pergi dariku terlalu lama. Dahyun terus meringis karena lonjakan emosinya yang tidak terkendali. Aneh, mungkin untuk ibu hamil semuanya wajar, tapi dengan nyeri di pinggang, rasa panas menjalar di punggung, serta rasa tidak nyaman karena bobot di perutnya, Dahyun tidak terbiasa. Sekarang, matanya seperti dibubuhkan bubuk cabai hanya mendengar Jimin akan melakukan perjalanan dinas dengan pesawat kepresidenan setelah insiden jatuhnya pesawat Air Force One tersebut. "Aku akan menunggumu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Seduce Mr. President | park jm ✔
FanfictionKim Dahyun terbangun di tubuh orang lain. Tidak hanya itu, dia ternyata seorang First Lady dan merupakan istri dari presiden ternama; Presiden Park. Dahyun berusaha beradaptasi di saat konflik-konflik keistanaan menyerang sekitarnya. Dan satu perta...