Seduce Me #11

626 97 32
                                    

CHAPTER SEBELAS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER SEBELAS

YOUR EXCELLENT

Beberapa hari berikutnya, Presiden Park sudah berdiri di pelataran, siap untuk berangkat. Kali ini dia ditemani oleh Menteri Pertahanan Gyeo yakni Tuan Kim Taehyung, serta Wakil Presidennya bernama Lee Yungi. "Aku akan kembali secepatnya. " Ia meraih wajah Dahyun dan mendaratkan ciuman ringan di kening Dahyun.

"Hati-hati."

Presiden Park mengangguk dan tersenyum. Akhirnya, ia melambai singkat sambil menuruni pelataran tersebut. Para pengawal sudah bersamanya sampai ke dekat mobil dan pintu mobil hitam itu pun tertutup rapat. Dari jendela, Presiden Park memandang Dahyun. "Tunggu aku kembali."

Setelahnya, rombongan tersebut pun meninggalkan Blue House. Dahyun tidak ingin bersedih meskipun dia agak merasa ... takut? Dahyun pun dibimbing menuju mobilnya yang sudah terpakir di hadapannya, kemudian masuk ke dalam sana. Beberapa hari kedepan, hanya ada dirinya dan ranjang yang kosong. Dahyun masih mengingat kenangan manis mereka malam itu. Dia perlu akui; dia sangat bahagia karenanya. Mungkin jika dia tidak akan berada di tubuh ini, dia berharap dapat ingat bagaimana wajah Presiden Park yang dekat dengannya dan pancaran matanya yang penuh kehangatan. Juga senyumannya yang terukir indah di bibir pria tersebut.

Dari layar ipad di tangan, Dahyun pun bicara dengan Sekretaris Yui. "Ada apa?"

"Kami sudah mempersiapkan pesta kecil nanti malam untuk Anda, Nyonya Han. Dua hari lagi adalah acara launching kita!"

"Oh, benarkah?" Dahyun pun mengangguk, toh dia pikir tidak ada acara apapun. Lagipula, acara itu nampaknya sangat penting dan megah. Dia benci jika harus kembali ke Blue House hanya untuk meraskan betapa dia ingin Presiden Park tidak bersamanya. "Aku akan bergabung."

Sekretaris Yui tersenyum. "Sampai jumpa di kantor, Nyonya Han." Setelahnya, Dahyun pun beralih mengecek beberapa email serta beberapa jadwal yang masuk ke dalam layar di tangannya. Dahyun mengetukkan beberapa, kemudian mengamati sebagian. Ada perasaan bangga ketika dia ternyata cukup paham dengan beberapa hal dari jadwal tersebut. Dia agaknya mulai terbiasa dengan ini semua. Dua puluh menit berlalu, mereka memasuki kawasan penuh gedung tinggi. Sejenak, dia menengok keluar jendela untuk melihat hiruk pikuk pekerja yang baru keluar dari stasiun bawah tanah. Mereka ada yang berjalan santai sambil menikmati kopi pagi, menunggu untuk menyeberang dan beberapa nampak tergesa-gesa. Di kampungnya, Dahyun mana sempat melihat seperti ini. Selain drama di halte karena berdebat dengan nenek-nenek atau pria tua yang senang memaki, Dahyun tidak pernah punya kesempatan untuk menikmati betapa indahnya kota besar di pagi hari. Kadang, Dahyun bahkan terlambat sehingga perlu mengayuh sepeda tuanya, sesampainya di sekolah, dia sudah bersyukur bahwa dia tidak pingsan di tempat. Mengingat itu jadi membuatnya merasa konyol dan ingin menertawakan dirinya sendiri.

Dirinya yang lama .. bagaimana nasibnya? Apakah Nyonya Han berada di sana? Hidup sebagai dirinya? Pasti payah sekali. Tidak ada yang mencolok di kehidupan seorang Kim Dahyun selain terus bertengkar dengan orang tua, mengekori Mina, bertengkar dengan Minjoo serta gigih untuk pindah dari rumah. Sesekali bekerja paruh waktu tapi lebih banyak kena omelan. Sesekali punya uang tapi habis untuk membeli makanan lezat.

Seduce Mr. President | park jm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang