CHAPTER DUA PULUH
SECURITY CHECK
Sejak Perang Saudara yang terjadi berpuluh-puluh tahun silam, Gyeo Selatan mulai menyusun protokol keamanan khusus yang bernama Executive First Order. Di sana memuat berbagai tindakan jika sewaktu-waktu Gyeo Selatan diserang secara mendadak ataupun terorganisir oleh pihak-pihak tertentu bahkan negara-negara tertentu yang memang sudah menyabet tanda "merah" penuh peringatan di mata pemerintahan Gyeo Selatan. Tadinya, protokol keamanan itu tidak akan pernah disinggung ataupun dibahas kembali, apalagi karena protokol itu punya urgensi mendesak dan mengerahkan hampir seluruh pasukan militer, mulai dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Blackswan bahkan pasukan khusus bentukan presiden lainnya. Membahasnya hanya akan membuat siapapun sadar bahwa perang sudah di depan mata dan siapapun pasti menghindarinya, termasuk Presiden Park.
Tidak sebatas itu, protokol keamanan tersebut mencakup pengaktifan bunker di bawah Blue House, penggunaan berbagai senjata mutakhir untuk para anggota militer, pengangktifan sejumlah kapal perang dan pesawat tempur, penggunaan bom-bom tertentu yang pemakaiannya seharusnya terbatas serta adanya Zona Teritorial Khusus yang perlu diperhatikan dan menjadi blokade utama Gyeo.
Di siang hari tersebut, Presiden Park yang tengah duduk di kursi besar gedung Blue House nampak terkesiap mendengar Kim Taehyung membahas Executive First Order. "Apa maksudnya, apakah kita harus segera bersiap sekarang? Bisa kau berikan gambaran jelasnya, Tuan Kim?"
"Maaf, Mr. President. Saya sadar bahwa ini terlihat terburu-buru tapi tidak ada salahnya memang untuk bersiap. Semua keputusan dan semua tindakan akan berada di tangan Anda, sebagai Menteri Anda, saya hanya menyarankan."
"Bagaimana perkembangan di perbatasan?" tanyanya kepada Mayor Kang cepat memberikan hormat kemudian menjelasakan dengan suara tegas.
"Sejauh ini masih dalam pemantuan. Terhitung sejak tadi siang belum ada tanda-tanda penyerangan lanjutan atau sebagainya, Mr. President. Kami terus mengawasi selama 24 jam dengan beberapa penambahan personel kami. Semuanya masih aman terkendali."
"Terima kasih."
Lee Yungi turut mengangkat suaranya. "Mr. President, bagaimana dengan Urk? Apakah Presiden Urk masih menghubungi Anda? Apakah yang mereka tawarkan? Mungkin kita harus pikirkan tawaran tersebut, jika memang keadaan darurat terjadi. Setelah Executive First Order dilaksanakan, Anda pun harus memikirkan rencana B agar semuanya terkendali."
"Yah, beliau dengan terbuka menawarkan sejumlah pasukan militer terbaiknya termasuk pesawat tempur keluaran terbaru produksi Rusia. Mereka tidak segan untuk langsung datang di panggilan pertamaku. Aku akan pikirkan itu." Presiden Park menoleh ke arah Taehyung. "Aku butuh skala perbandingannya. Jika sampai perang terjadi, dengan keadaan sekarang, berapa persen kerusakan dan berapa persen bagian yang dapat kita amankan? Dan berapa persen kita akan tetap kuat di medan pertempuran nanti? Kau bisa jelaskan kepadaku? Apakah akan semasif saat Perang Saudara?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Seduce Mr. President | park jm ✔
FanfictionKim Dahyun terbangun di tubuh orang lain. Tidak hanya itu, dia ternyata seorang First Lady dan merupakan istri dari presiden ternama; Presiden Park. Dahyun berusaha beradaptasi di saat konflik-konflik keistanaan menyerang sekitarnya. Dan satu perta...