Seduce Me #7

611 108 7
                                    

CHAPTER 7

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 7

NATURE & DAY

Ternyata, hanya ada mereka berdua di ruangan tersebut. Bahkan Sekretaris Yui ikut undur diri secara sopan, kemudian menutup pintu ruangan rapat. Dahyun masih berdecak karena kursi besar itu masih membelakanginya, dia sudah berpikir bahwa komisaris pasti pria tua menjengkelkan. Mungkin serupa dengan Kepala Sekolah di tempatnya dahulu? Dahyun sudah cemberut dengan wajah masam. Bukan hanya dia akan dipusingkan dengan banyak bahasan bisnis (bahkan dia saja tidak mengerti apa-apa!) dan sekarang dia mungkin akan terjebak dalam perbincangan yang membosankan.

"Aku pikir kau ikut ke Beafrn bersama suamimu."

Kursi kulit itu berputar, menampilkan pemilik wajah tampan. Dia tersenyum miring seraya menatap Dahyun lekat. Sepasang matanya bagaikan mata kucing; cerdas, penuh binar licik dan dia seperti punya taring di celah giginya. Dahyun terhenyak, tidak menyangka bahwa pria ini yang ada di hadapannya. Bagaimana ya? Dia ternyata tidak setua itu. Dengan jas hitam mahal dan dua kancing kemeja teratas yang terbuka, menampilkan sedikit kulit dadanya. Dahyun perlu mendistraksi dirinya agar tidak terfokus ke dada pria itu, atau dia akan terlihat konyol.

"Uh? Tidak. Aku sibuk di sini," jawabnya terbata-bata.

"Duduklah, My Lady."

Dahyun berdeham dan mengangguk singkat. Dia duduk di kursi sisi pria itu, kemudian balas menatap sosok itu. Pikirkan, hubungan platonik seperti apa antara Nyonya Daehyun dan pria ini. Apakah mereka sempat dekat? Pacaran? Dahyun hanya terkejut karena kerlingan penuh menggoda dari pria ini, apalagi dengan penampilannya yang menggoda seperti itu. Hish, dia kan komisaris tentu saja tidak ada yang menegurnya. Tapi, bukannya, seharusnya dia berpakaian dengan benar dan tidak "mengundang" begitu?

"Mungkin kau agak terkejut ya."

"Yah!"

Sosok itu tersenyum. "Tidak biasanya aku ingin rapat hanya berdua, tapi syukurlah, kau menyetujuinya. Nah, sekarang aku hanya ingin membicarakan soal beberapa beritamu. Aku tahu, itu tidak begitu penting untukmu, tapi beberapa pemegang saham yang ikut rapat minggu lalu jadi senang bergosip."

"Gosip?"

Ia mengangguk ringan. "Mereka bilang seharusnya kau tidak boleh serakah. Perusahaan atau urusan negara. Kau punya jadwal yang menggunung, dan pekerjaan besar di sini. Aku tahu, kau punya kapasitas yang memadai, tapi bukankah .. kau tidak berpikir bagaimana dampaknya jika kau tidak bisa memilih? Maksudku, jadi pemimpin di sini sangat bagus, dan jadi First Lady pun bagus .." Pria itu berdeham rendah. "Aku tidak bermaksud kurang ajar, ini pandanganku saja sebagai rekan kerjanmu sekaligus temanmu. Jadi, aku berpikir bahwa mengurus keduanya akan sangat merepotkanmu sendiri."

Dahyun memicingkan matanya. Mata jahat. Dahyun tidak menyadari bagaimana mudahnya dia membaca arti tatapan tiap orang. Jika Presiden Park punya tatapan memuja dan sayang kepadanya, Sekretaris Yui punya tatapan penuh rasa hormat, dan Ibu Presiden Park punya tatapan jengkel. Orang ini punya tatapan jahat. "Dan?"

Seduce Mr. President | park jm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang