Be With Mr. President: Chap 3

300 56 10
                                    

BE WITH MR. PRESIDENT

chap 3

Kedatangan pasukan Blackswan disambut oleh segenap staf Blue House. Dahyun turut berdiri di sisi Eve, menatap mereka semua, hingga satu sosok terpisah diikuti sosok lain. Pria tegap berseragam itu memberi hormat kepada Dahyun yang dibalas bungkukan pelan oleh Dahyun.

"Senang bertemu Anda, Lady. Perkenalkan saya Kapten Jean, pemimpin pasukan Blackswan, dan akan bertugas hari ini untuk membantu Presiden Park. Mohon kerja samanya, dan sebenarnya, hari ini saya membawa teman."

Satu pemuda dengan senyum cerah muncul di sisinya, turut memberi hormat dengan bahu tegap.

"Uh?"

"Sesuai instruksi Presiden Park, Sersan Suu akan mulai bertugas untuk mengwal Anda."

"Aku?" tanyanya, agak bingung. Dahyun menoleh ke arah Sekretaris Lim yang ikut mengangguk, kemudian Eve yang tersenyum. "Oke, terima kasih. Mohon bantuannya. Please, jangan terlalu formal jika denganku."

Suu tersenyum lebih lebar. "Senang bertemu Anda, Lady. Anda terlihat lebih cantik daripada yang dibicarakan."

"Oh ya?"

Suu mengangguk, sementara Kapten Jean bergabung dengan yang lain termasuk Presiden Park yang juga datang dengan sejumlah orang di belakangnya. Aula itu jadi riuh, apalagi dengan kedatangan Menteri Seokjin, membuat mereka jadi berbincang akrab. Suu memandang Dahyun dengan serius. "My Lady, apakah Anda merasa khawatir dengan pemberitaan akhir-akhir ini? Ma—maaf jika kesannya saya lancang atau bagaimana. Tapi, tugas saya adalah memastikan kalau Anda baik—baik saja dan merasa aman."

"Sejujurnya, ya." Dahyun meremas tangannya. "Aku hanya khawatir kalau pengecekan itu dilakukan cepat-cepat, ada kemungkinan serangan kedua. Bisa saja, Presiden Park menjadi korban."

Pemuda itu mengangguk gesit, sementara Dahyun memandangnya.

"Tapi, aku tidak terlalu memikirkannya. Aku juga tidak mengikuti tayangan berita lagi dan fokus dengan tugasku di Blue House saja." Sudah banyak pikiran berseleweren di kepala Dahyun, kalau ditambah, dia tidak yakin akan bisa tenang. Apalagi sekarang dia harus fokus pada kedua anaknya, memastikan mereka aman dan sehat di sini. Dahyun menghela napas. "Terima kasih karena sudah bersedia menjaga kami."

Suu membungkuk singkat. "Ini kehormatan besar, My Lady. Saya sangat senang, ngomong-ngomong, kakak saya dan ibu saya menyukai Anda pula, mereka senang waktu saya memberi kabar akan bertugas di Blue House terutama mengawal Anda."

"Oh ya? Titip salam untuk mereka, ya," jawab Dahyun lembut.

.

.

Di menara pemantau tidak jauh dari peraian Posei, Jimin sudah masuk bersama para jenderal dan juga Menteri Seokjin. Area perairan itu masih dijaga ketat, dan mereka ada pertemuan penting di sini. "Kejadiannya sekitar pagi hari, 5.30 tepatnya. Sekitar lima belas misil diluncurkan dengan jarak waktu tidak jauh. Saya pikir, ada kerusakan parah di bagian utama, menara pemantau, dan juga markas-markas para tentara," lapor Kepala Pengawas di sana. Dibanding Posei, wilayah ini agak menjorok ke pelabuhan ramai, dan lebih banyak kegiatan di sini. Itu pertanyaan yang bercokol di kepala Jimin, jadi misil itu memang benar-benar menyerang markas militer dibanding dengan warga sipil, kan? Mereka seolah mengirimkan pesan agar Gyeo Selatan bersiap dan mungkin waspada karena "pesan" tersebut.

Jimin memandang beberapa tayangan di sekitar Posei sebelum kejadian, mendengar percakapan akhir dari menara ini dan menara di sana. Setidaknya ada banyak yang terluka, dan tidak sedikit yang meninggal di lokasi kejadian karena jarak rumah sakit besar dan kamp militer butuh berkilo-kilo meter.

Seduce Mr. President | park jm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang