Side Story : Used to be Lovers

387 68 11
                                    

SIDE STORY:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SIDE STORY:

USED TO BE LOVERS

Presiden Park meremas kiri dadanya kemudian mengatur napas. Satu, dua, tiga, empat akhirnya napasnya kian normal. Akhir-akhir ini, Presiden Park terus berkonsultasi mengapa dadanya kerap sesak. Untung saja, bukan masalah serius, hanya serangan panik biasa dan Presiden Park pikir dia akan membaik seiring waktu. Meski, dalam beberapa kesempatan, para pengawalnya terkejut dan langsung bergegas untuk menolongnya. "Aku baik, tenang.." katanya.

Mungkin karena aku sudah semakin tua.

Presiden Park pikir itu juga bukan alasan utama—stres menjadi satu penyumbang sesak tersebut. Kadang, karena stres dia kurang tidur, karena stres nafsu makanannya menurun bahkan dia kadang khawatir akan berjerawat lagi karena stres yang tidak tertampung tersebut. Presiden Park mungkin meditasi akan dia lakukan kalau situasi tidak kunjung membaik. Perang sebenarnya tengah berkecamuk dalam dirinya.

Satu wanita masuk, membuat Presiden Park menahan sesak dan tersenyum miring. "Daehyun.."

"Aku baru akan berangkat .." Daehyun berhenti dan memandang Jimin. "Kau baik-baik saja, Jim?"

"Hanya ... agak sesak, seperti biasa.."

"Kau bisa istirahat untuk sehari, kalau memburuk."

"Tapi aku akan membaik," katanya dan bangkit. Dia menarik Daehyun seraya mendekap wanita tersebut. Daehyun agak kaku dan terkejut, tapi dia tidak menarik dirinya, justru mengusap punggung tegap Jimin dan tersenyum. Jimin mencium pipi Daehyun dan mendekap Daehyun. "Kau obatnya."

Daehyun terkekeh, kemudian menarik wajahnya. "Tetap saja, kalau kau sakit semua orang di sini akan panik, jadi pastikan kau periksakan dirimu hari ini juga. Temui dokter, itu yang terbaik. Apakah kau mau aku tidak fokus bekerja juga, Tuan?"

"Oke."

Daehyun mengangguk dan mengusap wajah Jimin. "Aku berangkat."

"Bagaimana di kantormu?"

"Baik. Kami punya banyak project, seperti yang aku sudah ceritakan kepadamu, kan." Akhirnya, Daehyun pun pamit meninggalkan Jimin. Pagi ini, Jimin merasa agak lega; karena dia masih diberi kesempatan untuk berada di sini, masih diberi kepercayaan besar untuk menjadi pemimpin Gyeo Selatan dan masih bersama Han Daehyun, istri tercintanya.

.

.

Dahyun terisak di dalam lemari tersebut. Tidak peduli seberapa kuat dia menahan isakannya, tapi suara tangisnya tetap memantul. Dahyun tercekat, tadi malam ayahnya pulang. Bukannya memberikan uang atau menanyakan secara baik-baik, dia malah membentak bahkan memukul Dahyun hingga gadis itu tersuruk. Tidak hanya itu, ibu dan ayah bertengkar hebat sepertinya mempermasalahkan soal uang sewa rumah, bayaran sekolah Dahyun dan sebagainya. Persetan dengan sekolah! Dahyun sudah bilang dia tidak apa-apa jika tidak bersekolah sejak hari ini. Tetapi apa? Ibu tetap bersikeras dan malah memancing kemarahan ayahnya.

Seduce Mr. President | park jm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang