Side Story: Hold Back The Pain

339 59 4
                                    

SIDE STORY:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SIDE STORY:

HOLD BACK THE PAIN

/

Dahyun mengulurkan tangan ke dekat wajah pria itu. Semata-mata bukan karena jahil, melainkan ingin membuktikan teori bahwa sekarang ini nyata, dan ini kehidupannya—yah, agak sulit dipercaya bagaimana roda hidup berputar gesit dan berhenti di puncak. Dahyun nyaris berpikir dia pernah menjadi pahlawan berjasa di kehidupan sebelumnya. "Kau .. kau benar-benar presiden, begitu?" tanyanya, agak tergagap lantas menarik tangannya lagi, takut bahwa tangannya akan menggores wajah pria ini.

Jimin yang semula memasang wajah serius mendadak tersenyum, agak geli. "Apakah aku tidak terlihat cocok sebagai presiden?"

"Ergh, sejujurnya ya."

"Apa maksudmu, Daehyun? Kau yang selalu bilang bahwa tidak ada yang cocok menjadi presiden di sini selain aku. Bahkan menurutmu, aku yang terbaik. Apakah itu salah satu ucapan sarkasmu, huh?" godanya. Dahyun agak kaku sejenak. Dia dan Daehyun bertolak belakang bahkan jauh berseberangan. Menurutnya, Jimin memang berwibawa, gagah, menunjukkan aura kepemimpinan tapi kan dia tidak terbiasa dengan ini semua! Beda halnya dengan Daehyun yang mungkin sedari kecil sudah terbiasa dengan kehidupan glamour serta dikelilingi orang penting. Dahyun seperti potongan kain mencolok yang dipaksa berada di tengah gaun mode paling langka; absurd, bingung, mengejutkan dan tidak terbiasa.

"Aku .. aku hanya agak pusing.."

Jimin balas meraih dagu Dahyun. Bibirnya masih tersenyum kecil. "Tapi kalau kau merasa canggung, kau boleh tidak menganggapku presiden saat kita berdua. Lagipula, kau selalu terganggu jika harus memanggilku dengan embel-embel presiden. Ini hak khusus untukmu dariku. Jadi, panggil aku sesukamu dan lakukan apa saja sesukamu jika kita sedang berdua. Ngomong-ngomong, kau jadi berbeda akhir-akhir ini. Kau tidak saki kan?" Sejurs kemudian Jimin menaruh punggung tangannya di kening Dahyun. "Tapi kau tidak demam.."

"Aku baik, Mr. President!"

"Panggil Jimin saja, seperti biasanya," gerutunya pelan.

Dahyun merasakan tulang pipinya mengeras. Sungguh, bagaimana Daehyun terbiasa dengan pria ini? Mungkin bicaranya saja santai, sorot matanya tapi mengatakan hal lain yakni masih mengintimadasi dan syarat ingin dihormati. Dahyun meneguk ludahnya berat.

"Nah, aku hanya punya sepuluh menit kemudian kembali ke mobil untuk pergi rapat bersama dewan. Apakah ada yang ingin kau sampaikan?"

"Saranghae!"

Jimin terlonjak, begitu pun Dahyun yang menutup mulutnya kaget.

"Uh? Ada apa .. apakah ada yang sedang kau inginkan? Maksudku.." Jimin agak kikuk menggaruh tengkuknya kemudian memandang Dahyun intens. "Tidak biasanya kau mengatakan hal semacam itu."

Seduce Mr. President | park jm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang